Tips Investasi Saham untuk Pendidikan Anak, Kenali Risikonya dan Hindari Sejumlah Hal Ini

- 2 Februari 2021, 22:05 WIB
Ilustrasi investasi saham.
Ilustrasi investasi saham. /Antara Foto/Sigid Kurniawan/

Anggap saja, pada tanggal 22 Januari 2010 saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibanderol di harga Rp4.825 per lembar.

Tapi pada tanggal 29 Januari 2021 harganya sudah mencapai Rp33.800. Mereka yang membelinya 11 tahun yang lalu tentu mendapat keuntungan sebesar 600 persen.

Selama saham yang Anda beli adalah saham perusahaan dengan profitabilitas tinggi, keuangan sehat, dan prospek bisnis yang menjanjikan, maka harga saham dari perusahaan itu akan terus tumbuh, meski terjadi volatilitas dalam jangka waktu pendek.

Hindari beli saham untuk jangka pendek
Anggap saja, Anda memiliki seorang anak yang akan masuk SD, SMP, SMA atau mendaftar kuliah dalam satu atau dua tahun ke depan. Itu artinya, Anda akan membayar biaya pendaftaran sekolah dan biaya lainnya dalam jangka waktu pendek.

Membeli saham untuk memenuhi tujuan finansial jangka pendek bisa saja dilakukan, namun hal ini sangat berisiko.

Baca Juga: Geoffrey Castillion Terima Pinangan Klub Italia Berstatus Pinjaman

Baca Juga: Siap-siap Alat Tilang Elektronik Akan Berlaku di Bandung, Ini 9 Titiknya

Transaksi di bursa sejatinya tidak jauh berbeda dengan transaksi di pasar. Hukum ekonomi berlaku dalam perdagangan tersebut, ketika suatu saham diborong banyak investor maka harganya akan meningkat, begitu pun sebaliknya.

Fluktuasi saham dalam jangka waktu satu atau dua tahun memang sangat tinggi. Bisa saja, karena sentimen buruk yang muncul dalam jangka waktu pendek yang mempengaruhi tingkat imbal hasil kita.

Alangkah baiknya untuk memilih instrumen rendah risiko. Sebut saja seperti deposito, surat berharga negara, atau reksa dana pasar uang.***

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Lifepal.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x