Untuk itu, Ibu dua anak ini juga meminta serapan anggaran pemerintah untuk penanganan Covid-19 juga dapat digunakan dalam program-program perlindungan bagi anak-anak yatim dan/atau piatu dampak dari Covid-19.
Hal ini penting dia sampaikannya sebab jika berbicara nasib anak-anak di Indonesia saat ini adalah juga membicarakan masa depan dan nasib bangsa itu sendiri.
“Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan,” jelasnya lagi.
Jangan sampai kejadian viral seperi cerita Vino yang berusia 8 tahun harus isolasi mandiri sendirian di rumahnya di Kutai Barat Kalimantan Timur terulang lagi.
Kini Vino yang juga harus menjadi yatim piatu akibat Covid-19 telah dibawa pulang oleh kakeknya kekampung halaman orangtuanya di Sragen, Jawa Tengah.*** (David Wardana Saputra/JOB)