Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Polri Pastikan Tidak Ada Lagi Penggunaan Gas Air Mata di Stadion

16 Oktober 2022, 10:00 WIB
Polri memastikan tidak ada lagi penggunaan gas air mata di stadion usai terjadi insiden maut tragedi Kanjuruhan. /Antara

MAPAY BANDUNG - Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polri tidak akan lagi menggunakan gas air mata di stadion.

Menurut Dedi Prasetyo, semua peralatan pengendalian massa yang dapat memprovokasi massa di stadion, nantinya akan dihentikan penggunaannya.

Hal tersebut dilakukan, agar kejadian seperti Tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali di kemudian hari.

"Untuk penggunaan gas air mata, kemudian peralatan pengendalian massa dan peralatan yang dapat memprovokasi massa di stadion, itu tentunya tidak digunakan kembali,” kata Dedi Prasetyo, dikutip MapayBandung.com dari PMJ News, Minggu 16 Oktober 2022.

Baca Juga: Leeds United vs Arsenal Main Jam Berapa? Tayang Dimana? Simak Link Streamingnya

Sambung Dedi Prasetyo menjelaskan, pihaknya akan melakukan pengamanan sepak bola mengacu pada regulasi yang telah ditetapkan FIFA.

"Kita mengacu kepada regulasi keselamatan dan keamanan yang sudah dikeluarkan sesuai dengan Statuta FIFA," katanya.

Selain itu, berdasarkan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Polri juga akan lebih mengedepankan Steward untuk pengamanan.

"Rekomendasi dari para Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) pun menyebutkan ke depannya, untuk pengamanan kita lebih mengedepankan Steward," tutur Dedi Prasetyo.

Baca Juga: Preman Pensiun 6 Tamat, Sutradara: Mau Langsung Nyambung ke PP 7

Diberitakan sebelumnya, Ketua TGIPF Mahfud MD mengatakan, pihaknya menemukan beberapa fakta baru terkait penyelidikan Tragedi Kanjuruhan.

Salah satu fakta itu adalah, terkait proses kematian para korban di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu, proses jatuhnya jauh lebih mengerikan dari pemberitaan yang ada di TV dan media sosial," kata Mahfud MD.

Dijelaskan oleh Mahfud MD, para korban Tragedi Kanjuruhan itu bisa dipastikan meninggal dunia karena berdesak-desakan.

"Yang mati, cacat, dan kritis saat ini, dipastikan karena desak-desakan setelah adanya gas air mata ditembakkan. Itu penyebabnya," katanya.

Baca Juga: Pemeriksaan Irjen Teddy Minahasa Sempat Berlangsung Tapi Akhirnya Ditunda Sampai Senin Esok, Ada Apa?

Terkait soal tingkat bahaya yang dimiliki gas air mata tersebut, dia menyebut, saat ini sedang diperiksa oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Peringkat keterbahayaan racun sekarang sedang diperiksa oleh BRIN. Tapi, apapun hasil dari BRIN, itu tidak bisa menjadi kesimpulan, kalau kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," ucap Mahfud MD.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler