Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik Kena Nyinyir, Hilmi Firdausi: Teriak Toleransi, Tapi Julid Sama Orang

14 September 2021, 09:43 WIB
Ustadz Hilmi Firdausi pertanyakan komentar Ngabalin kepada Rocky Gerung yang dia nilai kurang santun /Foto: Instagram @hilmi.firdausi

MAPAY BANDUNG - Pendakwah Ustadz Hilmi Firdausi menanggapi banyaknya nyinyiran terhadap santri yang menutup telinga saat mendengarkan musik.

Dia pun menyinggung kelompok yang vokal menyuarakan toleransi, tapi tidak menghargai pandangan para santri tersebut.

Hal itu disampaikan putra kiai Nahdatul Ulama (NU) itu di akun Twitter pribadinya @Hilmi28, Selasa 14 September 2021.

Baca Juga: Warga Bandung Raya Harus Tahu, Ini Aturan Baru Perjalanan KA Lokal Mulai 14 September

Dalam cuitannya, Hilmi Firdausi mengakui dirinya masih mendengarkan musik, tetapi juga tetap menghapal Al-Quran dan Hadits.

Namun dia mengaku tidak nyinyir kepada orang yang menganggap musik itu haram.

"Saya kadang masih mendengar musik, saya tetap menghafal Qur’an dan hadits, tapi saya ga nyinyir kepada orang yang mengharamkan musik," cuitnya dikutip MapayBandung.com.

Baca Juga: Polda Metro Hentikan Kasus yang Menyeret David NOAH Karena Hal Ini

Dia mengatakan, ranah ikhtilaf di dalam Islam bukan untuk dijadikan alasan untuk memecah belah.

Perbedaan pandangan tersebut kata dia, harusnya disikapi dengan lapang dada.

"Ranah ikhtilaf bukan untuk dijadikan alasan untuk berpecah belah, harusnya itu disikapi dengan lapang dada. Jangan berteriak-teriak toleransi, tapi julid sama orang yang berbeda pandangan," katanya.

Sementara itu cendekiawan NU Nadirsyah Husen atau Gus Nadir mengatakan ada perbedaan pendapat tentang hukum mendengarkan musik.

Ada ulama yang menyebut musik itu haram, ada juga yang menyebut tidak haram.

Dan para ulama tersebut memiliki dasar rujukan masing-masing.

Baca Juga: Lakukan Kebiasaan Ini di Masa Pandemi, Resep Sehat ala dr. Zaidul Akbar

Dia juga menanggapi netizen yang menganggap orang yang mengharamkan musik seperti kelompok Taliban di Afghanistan.

"Gak harus buru-buru dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yang bilang haram, dan ada yang bolehin. Kita hormati saja," cuitnya di akun @na_dirs.

Gus Nadir meminta umat untuk saling mengormati perbedaan pandangan.

"Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yang berbeda. Bagi yang bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa dan bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaah," katanya.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Minggu Ini, dari 13 Sampai 19 September 2021

Cuitan Hilmi Firdausi.

Baca Juga: Horor! Pulang Berlibur dari Pantai Santolo, Keluarga asal Bandung Ini Diganggu Kuntilanak di Pangalengan

Dia bahkan memuji sikap santri di video tersebut yang memilih menutup telinga, daripada memaksa musik dimatikan.

"Sikap para santri di video yang menutup telinganya itu bagus. Mereka tidak ngamuk atau memaksa musik dimatikan," katanya.

Sebelumnya cuplikan video yang memperlihatkan para santri menutup telinga saat menjalani vaksinasi viral di media sosial.

Mereka menutup telingan karena diperdengarkan musik.

Baca Juga: Sisa 3 Kabupaten/Kota PPKM Level 4, Pemerintah Putuskan Perpanjang PPKM Lagi Hingga 20 September

Hingga kini belum diketahui lokasi direkamnya video itu, namun telah ramai diperbincangkan netizen.

Salah satu tokoh yakni Diaz Hendropriyono menyayangkan sikap yang dilakukan santri tersebut.

Hendropriyono menyindir santri anti musik dengan tarian perut orang Arab.

"Kasian, dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There's nothing wrong to have a bit of fun!!," tulisnya di Instagram pribadinya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler