Panduan Perencanaan Keuangan untuk Perempuan, Tak Sebatas Atur Pengeluaran Saja Lho!

- 21 Februari 2021, 17:55 WIB
Ilustrasi keuangan
Ilustrasi keuangan /Frantisek_Krejci / Pixabay

 

MAPAY BANDUNG - Tak hanya pria, perempuan pun membutuhkan perencanaan keuangan. Lantas seperti apakah strategi perencanaan yang baik bagi mereka?

Sebelum membahas seputar strategi perencanaan keuangan bagi perempuan, ketahuilah bahwa menurut survei “Financial Experience & Behaviours Among Women Study” yang dirilis Prudential pada tahun 2015, menunjukkan adanya pertumbuhan akan kesadaran perempuan terkait perencanaan keuangan.

Studi tersebut menyebutkan bahwa perempuan lajang atau yang sudah bercerai, akan cenderung menjaga kesehatan keuangannya di masa depan.

Baca Juga: Kisah Kelam Bandung Lautan Sampah : Tragedi Meledaknya TPA Leuwigajah

Baca Juga: Link Streaming One Piece Episode 963 : Perjuangan Oden untuk Gabung Bajak Laut Whitebeard

Sementara itu 27 persen perempuan yang sudah menikah juga melakukan hal yang sama, mereka bahkan memegang kontrol penuh atas perencanaan keuangannya sendiri.

Biasakan untuk mengukur pengeluaran
Mengetahui jumlah rata-rata pengeluaran akan sangat membantu Anda dalam menjaga kesehatan. Karena dengan tolak ukur inilah, Anda bisa menentukan berapa dana darurat yang harus dimiliki untuk berjaga-jaga ketika Anda kehilangan atau kekurangan penghasilan bulanan.

Dengan mengetahui rata-rata pengeluaran, Anda pun bisa dengan mudah memproyeksikan kebutuhan biaya hidup di masa tua nanti.

Biasakanlah untuk mencatat dan menentukan pengeluaran Anda setiap bulan untuk hal yang bersifat kebutuhan dan keinginan. Pastikan bahwa selisih pemasukan dan pengeluaran setiap bulan setara dengan 10 persen pemasukan.

Hindari berutang untuk kebutuhan konsumtif seperti membeli barang-barang di luar kebutuhan Anda, agar Anda bisa hidup lebih hemat.

Gunakan ini untuk melindungi keuangan Anda
Tanpa proteksi, maka bisa saja Anda menjual aset-aset Anda ketika harus berhadapan dengan risiko-risiko dalam hidup seperti jatuh sakit, kecelakaan, dan lain sebagainya. Itu sebabnya sangat penting bagi Anda untuk memiliki asuransi atau jaminan kesehatan.
Lantas asuransi seperti apa yang sebaiknya dimiliki perempuan?

Apabila “menikah” adalah salah satu dari tujuan hidup Anda, maka asuransi jiwa belum tentu menjadi pilihan yang tepat kecuali Anda-lah yang akan menjadi pencari nafkah utama.

Namun, asuransi kesehatan tentu wajib dimiliki mengingat biaya kesehatan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut survei Willis Towers Watson, kenaikan biaya kesehatan secara gross berkisar antara 10 persen hingga 11 persen per tahun.

Sebagian dari Anda mungkin beruntung karena mendapat fasilitas asuransi kesehatan dari tempat kerja. Lantas bagaimana dengan yang hanya mendapat BPJS Kesehatan tanpa asuransi swasta?

Baca Juga: Bukan Unfollow, Instagram Fiki Naki Ternyata Diblokir Dayana

Baca Juga: Mau Hidup Bebas Utang? Simak Ragam Tips Berikut Ini

Pastinya, BPJS dan asuransi swasta akan saling melengkapi. Meski tidak semua penyakit bisa dicover oleh asuransi kesehatan seperti halnya BPJS, asuransi akan menawarkan fleksibilitas dalam proses pengobatan dan pemilihan rumah sakit.

Kenali tujuan finansial Anda baik jangka pendek maupun panjang
Tanpa menunda-nunda, petakanlah tujuan-tujuan finansial Anda sedini mungkin. Dengan mengetahui tujuan Anda, Anda pun bisa dengan mudah mengalokasikan dana untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Mengingat Anda bercita-cita untuk menikah di kemudian hari, maka hal inilah yang harus menjadi perhatian Anda. Apalagi, beberapa tradisi adat di Indonesia cenderung mengharuskan perempuan menanggung biaya pernikahan, sedangkan sumbangan dari pihak laki-laki sifatnya sukarela.

Biaya pernikahan, baik di masa pandemi maupun tidak di masa pandemi tentu saja tidak murah. Apalagi jika keluarga kita menghendaki adanya upacara adat dalam pesta pernikahan.

Selain pernikahan, lakukan pula perencanaan keuangan untuk merealisasikan tujuan-tujuan Anda yang lain dalam jangka waktu berbeda. Sebut saja tujuan membeli aset pribadi, kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, mengambil sertifikasi dan lain sebagainya.

Jika Anda menghendaki joint income, maka perhatikanlah beberapa pengeluaran ini
Bila Anda dan calon pasangan menghendaki sistem joint income saat berumah tangga, maka akan ada beberapa pengeluaran maupun tujuan finansial yang harus Anda perhatikan. Hal itu antara lain adalah kenaikan biaya hidup usai melahirkan dan biaya pendidikan anak untuk jenjang tinggi.

Ketahuilah bahwa ketika tiba saat nanti Anda menikah, maka besar kemungkinan pencari nafkah utama dalam keluarga adalah suami Anda. Namun biaya membesarkan anak tentu tidaklah murah, apalagi akan ada kenaikan biaya pendidikan untuk anak Anda di masa depan.

Anda pun bisa mempersiapkan kedua hal itu sedini mungkin, sebelum Anda naik ke pelaminan, jika memang kondisi kesehatan finansial Anda sudah baik.

Baca Juga: Banjir Jakarta Renggut Korban Jiwa, Empat Anak-Anak dan Satu Lansia

Baca Juga: Innallilahi, Seorang Pesepeda Meninggal Dunia di Warung Soto Arcamanik

Pastikan untuk mengumpulkan dana tersebut dengan berinvestasi, bukan menabung. Pilihlah instrumen investasi sesuai dengan profil risiko dan tenor investasi, semakin pendek jangka waktu investasi maka pilihlah instrumen dengan volatilitas rendah.

Namun makin lama tenor investasi, makin fleksibel pula pilihan instrumennya.

Itulah hal-hal yang patut diketahui seputar perencanaan keuangan untuk perempuan karier yang memiliki cita-cita menikah di kemudian hari. Pastikan pula untuk selalu konsisten dalam menjaga kesehatan keuangan dan merencanakan tujuan-tujuan finansial Anda.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Lifepal.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x