Asal-Usul Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Ada Tiga Versi Cerita

27 September 2023, 15:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat /Instagram.com / @adihidayatofficial

MAPAY BANDUNG - Berikut ini adalah asal usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang akan diungkap oleh seorang pendakwah dan Ahli Qur'an, Ustadz Adi Hidayat.

Seperti diketahui, Maulid Nabi Muhammad SAW akan selalu diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal, atau tahun ini akan bertepatan pada Kamis 28 September 2023.

Mengenai asal usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, ada tiga versi yang menceritakan hal tersebut.

Baca Juga: Diperingati 28 September 2023, Ini Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang Perlu Diketahui

Maulid Nabi Muhammad dirayakan sebagai peringatan kelahiran Rasulullah SAW.

Rasulullah lahir pada tanggal 12 Rabiul awal di kota Mekkah, pada saat itu kota Mekkah sedang diserang oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah.

 

Dilansir MapayBandung.com dari YouTube Cahaya Hijrah, Rabu 27 September 2023, berikut asal usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diungkap Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Lakukan 4 Hal Ini Agar Diri Terlindung dari Sihir Kata Syekh Ali Jaber: Jangan Panggil Dukun!

Dicetuskan di Mesir

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, versi pertama mengenai asal usul Maulid Nabi Muhammad SAW adalah lahir dan dicetuskan di kota Mesir oleh Abu Tamim pada saat Dinasti Ubaid.

Dari cerita tersebut, Maulid Nabi lahir dikisaran tahun 362-567 Hijriyah, namun ada yang menyebut dikisaran tahun 549-630 Hijriyah dan tahun 567-640 Hijriyah.

“Jadi saat itu perayaan Maulid Nabi hanyalah sebuah perayaan saja dikisaran tahun 326-567 dan ada pendapat yang menyatakan haluannya adalah Syiah,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: CATAT! Jadi Sumber Rezeki dari Allah, Hal Ini Wajib Terus Diamalkan Setiap Hari Kata Ustadz Adi Hidayat

Lahir di Irak

Versi kedua, Ustadz Adi Hidayat menyebut, asal usul Maulid Nabi Muhammad SAW adalah lahir dan dicetuskan di Irak pada tahun 549-630 Hijriyah.

Tepatnya di Kota Irbil yang mencetuskannya adalah Gubernur Irbil Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri.

Saat itu, ia mengumpulkan para pemuda, ulama, dan para ahli untuk menjelaskan mengenai keutamaan, kemuliaan, hingga perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Mengapa Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Hukumnya Sunnah? Ini 5 Alasannya

“Jadi pada waktu itu menurut beberapa pendapat Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, mengumpulkan para ulama, ustadz, hingga pemuda disekitar Irbil untuk diberi pemahan oleh para ulama dan ahli mengenai perjuangan Nabi Muhammad SAW," katanya.

"Hal ini dilakukan karena keprihatinan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri terhadap umat Muslim pada zaman itu yang mulai melupakan nilai-nlai yang diajarkan Rasullullah,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Sultan Shalahudin Al-Ayyubi

Dan pendapat yang ketiga adalah Maulid Nabi Muhammad SAW dihidupkan kembali sekitar rentan tahun 567-640 Hijriyah oleh Sultan Shalahudin Al-Ayyubi.

Tujuan beliau memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslimin.

Pada saat itu, kaum muslimin sedang menghadapi perang salib melawan kaum salibis dari Eropa dan merebut Yerussalem dari tangan kerajaan Salibbis.***

 

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler