Berkenaan dengan isu yang muncul bahwa Atalia Praratya dikabarkan tidak akan maju dalam Pilwalkot Bandung, Edwin mengatakan dirinya belum mengetahui hal tersebut. Namun jika hal tersebut benar, maka Golkar akan membuka peluang kepada kader lain dan masyarakat.
"Dari luar Golkar bisa juga. Kalau bu Atalia, yang sudah ditunjuk tidak bersedia melanjutkan, otomatis harus cari kandidat baru,bisa dari masyarakat umum yang bersedia maju, dengan syarat, yaa dia harus jadi kader Golkar," jelasnya.
Ia sendiri, meskipun sudah menerima surat perintah dari DPP, hingga kini masih melihat perkembangan ke depan terkait pencalonan nya sebagai Walikota atau Wakil Walikota Bandung.
"Melihat perkembangan ke depannya, kita lihat karena siapapun juga merupakan kader Golkar.
Siapkan Koalisi
Dengan modal 7 kursi hasil Pemilu 2024, kata Edwin, untuk maju di Pilwalkot Bandung Partainya harus berkoalisi agar memenuhi persyaratan. Ditanya tentang kemungkinan koalisi Pilpres terulang kembali pada Pilwalkot, Edwin tidak secara tegas mengatakan hal tersebut terjadi.
"Koalisi Pilpres bisa (terjadi), melihat kondisi peluang di Kota Bandung. (Tetapi) bisa saja (dengan) PKS atau yang lain. Politik itu tidak perlu terburu-buru, ada waktunya menentukan sikap," katanya.
Tentang "jatah" Golkar yang akhirnya nanti harus menerima sebagai Wakil Walikota, Edwin pun santai menanggapi isu ini. Menurutnya, surat tugas yang dikeluarkan DPP Partai Golkar fleksibel, bisa sebagai Walikota atau Wakil Walikota.
"Politik itu dinamis, pasti semuanya ada itung-itungan. Kalau muncul nama-nama dari masing-masing partai ya wajar. Sekarang yang penting kita bangun terus komunikasi dengan partai manapun. Cocokan visi misi pembagian peran seperti apa kan harus dibicarakan juga," tandas Edwin.***