DAYEUHKOLOT, MAPAYBANDUNG.COM - Berikut toponimi atau asal-usul nama Dayeuhkolot, daerah di Kabupaten Bandung yang kerap dilanda banjir. Hampir setiap hujan deras mengguyur Bandung Raya, Dayeuhkolot tidak lepas dari musibah banjir.
Dayeuhkolot adalah salah satu kecamatan di wilayah administratif Kabupaten Bandung. Kecamatan ini terdiri dari 6 desa/kelurahan yaitu Cangkuang Wetan, Cangkuang Kulon, Pasawahan, Citeureup, Dayeuhkolot, dan Sukapura.
Dayeuhkolot berbatasan dengan Kota Bandung di sebelah utara yaitu Kecamatan Bandung Kidul dan Bojongloa Kidul, kemudian berbatasan dengan Kecamatan Bojongsoang di sebelah timur, dengan Kecamatan Baleendah di selatan, serta dengan Kecamatan Margahayu di sebelah barat.
Dayeuhkolot merupakan daerah rawan banjir di Bandung. Bersama dengan Baleendah, kecamatan ini menjadi daerah siaga bila musim penghujan tiba. Kajian karakter DAS Citarum (2011) mendapatkan bahwa 94% (sekitar 879,8 ha) wilayah Dayeuhkolot berpotensi terkena banjir setiap tahun.
Wilayah ini termasuk DAS Citarum bagian hulu. Karena letak geografis Dayeuhkolot dan Baleendah yang berbatasan dengan Kota Bandung, maka dapat dipastikan jalur transportasi dari dan ke Kota Bandung yang padat pun terputus selama banjir dan melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Hal inilah yang menjadi masalah bersama pemerintah Kabupaten dan Kota Bandung.
Asal-usul nama Dayeuhkolot
Dikutip MapayBandung.com dari ppid.bandungkab.go.id pada Senin 15 Januari 2024, Dayeuhkolot dahulunya bernama Karapyak. Karapyak sendiri memiliki arti yaitu rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.
Sampai tahun 1810, Karapyak adalah tempat kedudukan para Bupati Bandung. Bupati Bandung saat itu adalah R.A. Wiranatakusumah II yang menjabat dari tahun 1794 sampai 1829.