Baca Juga: Persib Keluarkan Syarat Khusus Bagi Bobotoh yang Ingin Tonton Big Match Versus Persija
Pada tahun 1811 saat awal pembentukan Jalan Raya Pos masa kolonial Gubernur Daendels, Ujungberung merupakan wilayah yang sangat luas. Ujungberung terbagi dua, sebelah selatan dan utara jalan pos di sebut Oedjoengbroeng Kaler dan Oedjoengbroeng Kidoel.
Pusat pemerintahannya bernama "Oedjiengbroeng" yang terletak di sekitar Cipaganti Hilir. Batas Timur adalah Sungai Cibeusi yang berbatasan dengan kabupaten Parakan Muncang. Batas di utara berupa rangkaian pengunungan, mulai gunung Manglayang hingga gunung Tangkuban Perahu, sedangkan di selatan berbatasan dengan ibu kota Bandung lama, Krapyak atau Dayeuh kolot dan sepanjang aliran Sungai Citarum.
Wilayah Ujungberung tempo dulu hingga kini berhubungan dengan air (Cai atau Ci) seperti Cicadas, Cicaheum, Cikadut, Cicukang, Cinambo, Cibiru, Cipadung, Cileunyi. Ciri lainnya ada nama-nama daerah yang berhubungan dengan rawa (ranca) seperti Rancabolang, Rancakasumba, Rancaekek, dan Rancanumpang.
Baca Juga: 4 Nama Ini Diisukan Maju Pemilu Wali Kota Bandung 2024, Ada Ketua Karang Taruna hingga Istri RK
Sebelah utara jalan pos nama-nama wilayah Ujungberung menggunakan nama pasir (bukit) seperti Pasirjati, Pasirkunci, Pasirtengah, dan Pasirangin. Khusus daerah yang berada diantara dua bukit disebut legok (cekungan) seperti Legokhayam, Legoknyenang, dan Legokbadak.
Namun ada juga daerah utara jalan pos yang menggunakan nama Ci yang dulunya kemungkinan sumber mata air atau dilalui aliran sungai seperti Cigending, Ciseupan, Cijambe, Cipanjalu, Cigagak. Jadi, Ujungberung bisa disebut sebagai cikal bakal kehidupan masyarakat Kota dan Kabupaten Bandung.
Itulah sejarah singkat asal-usul nama Ujungberung, salah satu kecamatan di Kota Bandung.***