dr. Ema Ungkap 7 Faktor Penyebab Wanita Mengalami Keguguran, Berikut Penjelasannya

5 Juni 2022, 06:15 WIB
Tips-tips mencegah terjadinya keguguran saat hamil menurut rekomendasi dari dr. Aldika Akbar. /Pixabay.com/@StockSnap

MAPAY BANDUNG - Keguguran adalah salah satu kejadian yang sangat tidak diinginkan oleh mereka yang ingin memiliki keturuan.

"Keguguran adalah proses berhentinya kehamilan dengan sendirinya diusia kandungan kurang dari 20 minggu," kata dr. Ema dikutip MapayBandung.com dari kanal YouTube Emasuperr pada Sabtu 4 Juni 2022.

Seorang healthy vloger yaitu dr. Ema mengatakan setidaknya ada 7 faktor yang bisa membuat wanita mengalami keguguran.

"Menurut statistik 70-75 persen keguguran terjadi pada sel telur wanita yang ditanam di rahim wanita, 30 persen keguguran terjadi pada saat implantasi," ujar dr. Ema.

Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bisa Mengundang Hantu dan Makhluk Halus Lainnya, Berani Coba?

Saat wanita sudah merasakan tanda-tanda kehamilan, sebaiknya hubungan badan untuk sementara dihindari terlebih dahulu.

"Jadi saat kalian berhubungan dengan suami merasakan tanda-tanda hamil namun 1 minggu kemudian menstruasi maka bisa jadi itu mengalami keguguran setelah proses implantasi," ucap dr. Ema.

Adapun ke 7 faktor penyebab wanita mengalami keguguran menurut dr. Ema adalah sebagai berikut.

Baca Juga: Badan Kurus Tapi Perut Buncit? Ternyata Ini Penyebabnya Kata Dokter Ema Surya Pertiwi

1. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom adalah faktor penyebab wanita mengalami keguguran.

"Kelainan kromosom ini biasanya paling sering disebabkan karena kualitas sel telur ataupun sperma yang kurang bagus," terang dr. Ema.

Keguguran yang diakibatkan oleh kelainan kromosom adalah lebih baik karena efeknya akan buruk.

"Keguguran akibat kelainan kromosom ini juga merupakan eleminasi alami daripada harus dipertahankan namun mengalami cacat genetik sampai lahir," ungkap dr. Ema.

2. Usia

Faktor usia juga ternyata adalah penyebab wanita mengalami keguguran.

"Semakin tinggi usia seseorang memulai program hamil, akan semakin rendah pula kualitas dari sel telur maupun sel spermanya, sehingga meningkatkan reskio kelainan koromosom dan meningkatkan keguguran," tutur dr. Ema.

Baca Juga: Sedang Tidak Batuk Tapi Lendir di Tenggorokan Banyak, Berarti Anda Alami 6 Hal ini Kata dr. Saddam Ismail

3. Punya riwayat keguguran

Saat seorang wanita pernah mengalami keguguran, peluang ia akan mengalami keguguran kembali sangatlah besar.

"Itu bisa meningkatkan keguguran sebanyak 20 persen," papar dr. Ema.

4. Kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan juga adalah salah satu penyebab wanita mengalami keguguran.

"Kelebihan berat badan ini meningkatkan resistensi insulin pada wanita, meningkatkan tekanan darah serta meningkatkan masalah hormonal yang bisa mensuport kehamilan sehingga rentan meningkatkan resiko keguguran pada wanita," kata dr. Ema.

Baca Juga: Detox ala dr. Zaidul Akbar Ini Bisa Bikin Perut Buncit Auto Kempes, Hanya Pakai 2 Bahan Ini Saja

5. Penyakit kronis tertentu

Beberapa penyakit kronis tertentu seperti diabetes, hipertensi, penyakit hipotiroid ataupun penyakit imunitas juga bisa menjadi penyebab wanita mengalami keguguran.

"Itu bisa meningkatkan resiko munculnya keguguran pada wanita karena daya tahan tubuh yang kurang baik untuk mempertahankan kehamilan," ucap dr. Ema.

6. Infeksi virus maupun bakteri

Saat wanita hamil mengalami infeksi virus ataupun bakteri, itu juga bisa menyebabkan wanita mengalami keguguran.

"Banyak sekali infeksi yang tidak disadari oleh wanita itu terkena di trimester pertama menyebabkan keguguran," ujar dr. Ema.

Adapun infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan wanita keguguran adalah seperti vaginoasis bakteri, klamidia dan toxoplasmosis.

"Toxoplasmosis bisa berkembang biak disaluran cerna kucing, pasir, sayuran dan buah yang belum dicuci," sambung dr. Ema.

Baca Juga: Catat Resepnya! Es Cendol Alpukat ala Dokter Zaidul Akbar Ini Manjur Cegah Kanker Serviks dan Sehatkan Jantung

7. Anatomi rahim yang tidak normal

Sebanyak 18 persen wanita yang mengalami keguguran itu terjadi akibat anatomi rahim yang tidak normal

"Sayang ketidak normalan anatomi rahim sulit dideteksi dengan USG biasa, perlu dilakukan tes HSG atau hysterosalpingogram untuk mengetahui kondisi rahimnya," pungkasnya. ***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler