MAPAY BANDUNG - dr. Zaidul Akbar pendakwah yang juga seorang praktisi herbal, mengungkapkan mengenai jenis gula sehat yang dapat mengganti gula pasir.
Menurut dr. Zaidul Akbar, ada beberapa jenis makanan dan gula sehat yang dapat digunakan sebagai pengganti gula pasir.
dr. Zaidul Akbar mengatakan gula sehat tersebut memiliki indek glikemik yang rendah sehingga jauh lebih sehat dari gula pasir.
Baca Juga: Mengerikan! Inilah Kerusakan yang Dibuat Yakjuj Makjuj, Membunuh dan Memakan Apapun
Adapun jenis makanan dan gula sehat ini menurut dr. Zaidul Akbar adalah madu, gula aren atau nira, gula kelapa, atau gula singkong.
”Ada beberapa pengganti gula pasir, kalau anda mau ganti yang paling bagus memang pakai madu. Tapi kalau enggak anda pakai gula aren atau nira, kalau nggak ketemu juga bisa pakai gula kelapa tapi kalau nggak ketemu juga gula singkong bisa dipakai,” ujar dr. Zaidul Akbar, seperti yang MapayBandung.com kutip melalui kanal Youtube Selerasa.com pada Jumat 4 Februari 2022
Jenis gula tersebut menurutnya lebih bagus dari pada gula pasir dan lebih baik juga untuk kesehatan.
Baca Juga: Karena Faktor Ini! Makhluk Gaib, Hantu, dan Sejenisnya Bisa Menampakan Diri, Begini Penjelasannya
Baca Juga: Populer Hari Ini: Kuntilanak Datang Jika Kita Lakukan Hal Ini Hingga Pesugihan Juragan Bakso
Hal tersebut menurut dr. Zaidul Akbar dikarenakan madu, gula arena tau nira, gula kelapa dan gula singkong indek glikemiknya lebih rendah daripada gula pasir.
“Itu semua (pengganti gula pasir) lebih rendah indeks glikemiknya daripada gula pasir ,” kata dr. Zaidul Akbar.
Namun dr. Zaidul Akbar menerangkan yang lebih baik memang tidak usah mengkonsumsi gula atau pemanis untuk membuat makanan atau minuman.
Baca Juga: Kemenag Angkat Bicara Soal Temuan BNPT yang Sebut 198 Pesantren Terafiliasi Kelompok Teroris
Jadi menurut dr. Zaidul Akbar lebih baik pemanis alami yang memang berasal dari rasa manis buah-buahan atau sayuran itu sendiri.
“Jika bisa hindari gula pasir mulai sekarang kecuali dalam kondisi darurat gitu, boleh diberikan asal jangan untuk jangka waktu yang lama,” tutur dr. Zaidul Akbar.***