Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan.
Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian, yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten. Sekaligus, dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri.
Baca Juga: Berbahayakah Hujan Meteor yang Akan Terjadi di Bandung 29 Juli? BRIN Bilang Begini
Baca Juga: Soal Kasus Brigadir J, Polri Masih Terus Periksa HP dan CCTV Secara Scientific Crime Investigation
Pada akhirnya, 1 Muharram atau malam 1 Suro Jawa akan menjadi keramat dan sakral, apabila bertepatan dengan hari Jumat legi.
Ya, laporan pemerintahan yang dulu dilakukan oleh Sultan Agung dan biasa dilakukan pada setiap hari Jumat legi, kini menjadi keramat dan sakral oleh masyarakat Jawa.
Bahkan, dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut di luar kepentingan mengaji, ziarah dan haul.***