"Kami dianggap kalangan mampu yang jauh dari bantuan-bantuan yang pemerintah berikan. Namun, Bapak Presiden yang kami hormati, apa artinya jika 16 bulan ini tidak ada penghasilan terlebih teman-teman di liga 2," ucapnya.
"Pemotongan gaji dengan besaran fantastis, pemutusan kontrak sepihak, serta belum ada klub yang mau mengontrak kami karena status kompetisi yang masih belum jelas," keluhnya.
Terakhir, asosiasi tersebut pun "curhat" soal rasa rindu menendang si kulit bundar.
"Bapak Preiden yang kami hormati, kami memang sangat ingi kompetisi bisa berjalan kembali, namun tetap dengan mengutamakan keselamatan, sehingga kami siap untuk menyukseskan kampanye pemerintah untuk penyelesaian pandemi," tambahnya.
"Bapak Presiden yang kami rindukan aksinya menendang kick off pembukaan liga, kami juga menitipkan suara tidak hanya dari ribuan rekan-rekan seprofesi kami ... namun juga para tim pelatih, official, serta wasit yang memiliki penghidupan dari kompetisi," tutupnya.*** (Willy Reynhard Mandey/JOB)