Ketika Nian sedang mencari mangsa untuk disantap, ia melihat kue tersebut di setiap pintu rumah lalu memakannya hingga kenyang. Nian pun kembali ke goa meninggalkan penduduk desa.
Sejak saat itu, setiap tahunnya penduduk desa mengingat jasa Gao yang sudah berhasil menyelamatkan penduduk. Akhirnya setiap musim dingin penduduk desa membuat kue dan memakan kue tersebut dan diberi nama “Nian Gao”.
Tidak hanya itu, terdapat versi lain yang menceritakan asal-usul kue keranjang. Menurut legenda, kue keranjang ini awalnya dibuat untuk membuat Dewa Dapur diam.
Dahulu kala, masyarakat Tiongkok percaya bahwa di setiap rumah terdapat dewa yang dikirim oleh Raja Surga dan ditempatkan di anglo (tempat masak).
Dewa ini bertugas untuk mengawasi rakyat dalam menyediakan makanan setiap hari dan memberikan laporan kepada Raja Surga setiap tahunnya. Dewa ini bernama Dewa Tungku.
Agar Dewa Tungku hanya menceritakan hal-hal baik kepada Raja Surga, maka masyarakat membuat sajian manis yang disajikan dalam keranjang. Kue ini dikenal dengan kue keranjang.
Itulah dua versi dari asal-usul kue keranjang. Sampai saat ini, tradisi tersebut terus berlanjut di setiap tahunnya. Kue keranjang masih sering ditemui setiap perayaan Imlek.*** (Naufal Aditya Ramadhan/JOB Training)