Mantan Wakil Menteri BUMN ini juga mengatakan, ada dua strategi berbeda yang diterapkan untuk Yogyakarta dan DKI Jakarta.
"Kami sudah membuat skenario ke depan, dibikin sekitar 2 minggu lalu, menghitung kira-kira berapa yang harus kita tambah kalau kasusnya memburuk 30 persen dan ini diupdate tiap minggu," tuturnya.
Untuk Yogyakarta, ada sekitar 2.000 tempat tidur rumah sakit dengan angka keterisian (bed occupancy rate) sebesar 91 persen.
Meski demikian, jumlah tempat tidur di Yogyakarta ada 8.200 sehingga masih berpeluang untuk dikonversi.
Baca Juga: Tips Terapi Anosmia atau Hilang Penciuman Ala Artis Rizky Kinos
Hal ini, berbeda dengan Jakarta yang sudah lebih dari 50 persen tempat tidur rumah sakit yang dikonversi.
Salah satu strategi Kemenkes yakni dengan mengubah beberapa rumah sakit besar khusus untuk penanganan Covid-19.
Strategi berikutnya adalah menambah rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat.
Berdasarkan pengalaman, pembangunan rumah sakit darurat lebih baik menggunakan fasilitas yang sudah ada ketimbang membuat dari nol.
Budi mencontohkan perubahan Asrama Haji menjadi rumah sakit darurat Covid-19.