Heboh Narasi Negatif Etnis Rohingya Gemar Membuang Makanan dan Rusak Fasilitas, Pengungsi Sebut Itu Fitnah

13 Desember 2023, 12:30 WIB
Disebut suka membuang makanan dan rusak fasilitas, pengungsi Rohingya buka suara dan menyebut itu fitnah /Kilasaceh.com/Kutar Maulana

 

MAPAY BANDUNG - Kedatangan etnis Rohingya sejak pertengahan November menuai perdebatan di masyarakat. Warga Aceh menolak warga Rohingya di tengah masyarakat, sementara lainnya harus menerima karena alasan kemanusiaan.

Meski demikian ada banyak narasi yang menyudutkan pengungsi Rohinya seperti membuang makanan yang diberikan warga hingga melakukan tindakan pengrusakan fasilitas pengungsian.

Menanggapi hal tersebut salahsatu pengungsi Rohingya yang kini berada di Sidoarjo merasa perlu untuk meluruskan kabar tersebut. Menurutnya isu di sosial media yang menyebut pengungsi Rohingya gemar membuang makanan tidaklah tepat.

Baca Juga: Kecewa pada Warga Aceh usai Menolak Pengungsi Rohingya, UNHCR Ingatkan Isi Perpres 125 Tahun 2016

Selain itu narasi yang menyebut makanan yang diberikan tidak sedap atau berjumlah sedikit, dibantah keras oleh Husein.

“Saya heran ada yang bilang enggak cukup makan, itu mungkin karena mereka satu sampai dua bulan di tengah laut jadi mereka kelaparan,” tuturnya.

Anggapan yang menyebut makanan yang diberikan di kamp pengungsian Aceh tidak mencukup juga salah. Menurutnya para pengungsi yang telah berlayar lama saat melihat nasi merasa sangat bersyukur.

Baca Juga: Kevin Mendoza Siap Tebus Dosa Usai Kebobolan Dua Gol di Laga Debut

Meski demikian video yang menampilkan nasi yang berada di tempat sampah, tidak dapat dipastikan kebenarannya. Bisa saja makanan telah basi atau tidak layak makan.

Lebih lanjut Ia merasa banyak pihak yang berusaha untuk menjelek-jelekkan dan memberi narasi negatif kepada para pengungsi Rohingya, khususnya video yang beredar di sosial media Instagram dan TikTok.

Kalaupun memang ada yang demikian, Husein menjelaskan kemungkinan orang-orang tersebut hanya oknum. Tidak mungkin seluruh pengungsi yang berjumlah ribuan memiliki watak yang serupa seperti yang digambarkan selama ini.

“Banyak orang yang mencoba mau menjelek-jelekkan dan mem-fitnah,” tuturnya.

Baca Juga: UPDATE Penemuan Bayi Masih Hidup di Flyover Kopo, Dinsos Kota Bandung Sebut Bayi Sudah Aman

Sebagai tambahan kebanyakan pengungsi yang singgah di Aceh, banyak yang ingin mencari lokasi lain seperti Malaysia atau negara lain. Menurut Husein, para pengungsi di Malaysia akan lebih mudah mendapat pekerjaan.

Ditemui pada kesempatan lain, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus, menjelaskan perusakan fasilitas akomodasi pengungsian di Sidoarjo tidak dilakukan oleh pengungsi Rohingya.

Setelah pihak Kepolisian Sidoarjo mengadakan olah TKP dan dari jumlah pengungsi yang berjumlah 9 orang, mereka mengaku tidak melakukan pengrusakan.

Baca Juga: Anies Baswedan Menentang IKN Dilanjutkan, Dianggap Sebagai Istana ASN Bekerja dan Bukan untuk Rakyat

“Kemungkinan dari 297 pengungsi di Sidoarjo itu dari warga Afganistan, jadi harus ‘clear’ bukan dari etnis Rohingya,” ucap Herdaus.

Perlu diketahui, para pengungsi yang sebagian besar melarikan diri dari kamp Cox Bazar Bangladesh ini tersebar di beberapa titik pengungsian di Aceh.

Saat ini jumlah pengungsi di Indonesia dari sejumlah negara mencapai 15.000 orang. Diharapkan ada jalan terbaik antara pengungsi, UNHCR, dan pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan Rohingya.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Tags

Terkini

Terpopuler