Network
MAPAY BANDUNG - Masyarakat Jawa dulu punya kepercayaan bahwa bulan Suro yang juga bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender hijiriah ini merupakan bulan yang penuh kesialan, apalagi untuk menyelenggarakan pernikahan.
Sebelum itu, rasanya perlu untuk mengetahui sejarah dari bulan Suro terlebih dahulu.
Menurut sejarah, bulan Suro ini dicetuskan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo sekitar tahun 1613-1645 lalu.
Hal itu disampaikan ahli ilmu spiritual, Kang Sudiro di kanal Youtubenya, Kang Sudiro.
“Pencetusan ini bertepatan dengan zaman kerajaan Mataram Islam, yang pada saat itu Sultan Agung berkeinginan untuk menyesuaikan kalender Saka atau kalender Jawa dan Hindu sesuai dengan sistem atau penanggalan Islam Hijriah,” jelas Kang Sudiro dikutip MapayBandung.com, Selasa 10 Agustus 2021.
Baca Juga: TERKINI! Mall di Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Semarang Boleh Buka, Kabar Baik!
Penyesuaian ini dilakukan Sultan Agung dengan tujuan untuk menyatukan dua kubu masyarakat Jawa yang terpecah akibat perbedaan keyakinan.
Saat itu ada penganut Kejawen atau kepercayaan Jawa dengan putihan atau kepercayaan Islam.
Dulu, bulan Suro ini dikenal oleh masyarakat sebagai bulan kesialan dan sangat sakral.
