Peringatan Maulid Nabi Muhammad 7 Oktober 2022 di Indonesia, Beda Wilayah Beda Pula Cara Perayaannya

4 Oktober 2022, 18:00 WIB
Jadwal, niat, dan doa puasa Mulud dan Ayyamul Bidh dalam bulan Rabiul Awal 1444 Hijriah dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. /UNSPLASH/Rauf Alvi

 

MAPAY BANDUNG - Momen kelahiran Rasulullah SAW pada 12 Rabiul Awal, yang juga sering disebut dengan Maulid Nabi Muhammad, akan selalu diperingati oleh umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Peringatan Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal 1444 H tahun ini, akan bertepatan pada tanggal 8 Oktober, atau Jumat 7 Oktober 2022 malam (perhitungan kalender Islam dimulai pada matahari terbenam).

Bangsa Indonesia tidak hanya beragam atau majemuk dalam hal agama, suku, bahasa, seni, dan lain-lain, tetapi juga beragam dalam mengekspresikan tradisi amaliyah keagamaan seperti Maulid Nabi.

Dilansir MapayBandung.com dari NU Online, Selasa 4 Oktober 2022, peringatan Maulid Nabi di Indonesia dilakukan dengan berbagai ekspresi.

Baca Juga: Bikin Manusia Kewalahan, Ini Jumlah Koloni Yakjuj Makjuj yang Akan Keluar di Akhir Zaman

Masyarakat Jawa, misalnya, merayakan Maulid Nabi dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Selesai membaca Manakib Nabi Muhammad, biasanya masyarakat Jawa akan menyantap makanan bersama-sama yang disediakan secara gotong royong oleh warga.

Masyarakat muslim di tanah Jawa tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup, dan tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah.

Baca Juga: Inilah 2 Hukuman yang Akan Diterima Rizky Billar Jika Terbukti KDRT, Nomor 1 Terancam Penjara dalam Waktu Lama

Lain Jawa, lain pula di Sulawesi Selatan, masyarakat di sini merayakan Maulid Nabi dengan cara yang unik.

Masyarakat Sulawesi Selatan sering menyebut peringatan Maulid Nabi sebagai Maudu Lompoa atau Maulid Akbar, bahkan dirayakan lebih ramai dari Hari Raya Idul Fitri.

Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau lebih dikenal sebagai puncak peringatan Maulid Nabi.

Dalam perayaan ini, warga mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai.

Baca Juga: 17 Nama Bayi Perempuan Modern Terbaru, Bermakna Cantik dari Rangkaian 3 Kata, Dijamin Tidak Pasaran

Salah satu daerah yang terkenal dalam perayaan ini ialah Desa Cikoang, Kecamatan Laikang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang lima meter tersebut diangkat dan diarak warga keliling desa.

Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo khas masyarakat lokal terus terdengar.

Di dalam perahu, disimpan makanan nasi ketan khas Makassar, atau biasa disebut Songkolo dan dihias telur berwarna-warni.

Baca Juga: Usut Tragedi Kanjuruhan, Bareskrim Polri Mulai Periksa PT LIB, Ketua PSSI Jatim hingga 18 Anggota Polri

Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa berkah bagi masyarakat Cikoang.

Setelah prosesi arak selesai, makanan ini dipersembahkan dalam puncak Maudu Lompoa di Baruga, yang dipimpin oleh pemimpin ritual yang biasa disebut Sayye.

Secara historis, perayaan Maudu Lompoa ini melambangkan sejarah masuknya agama Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab.

Peringatan Maudu Lompoa ini juga menjadikan Cikoang, yang berjarak 80 kilometer dari Makassar menjadi tujuan wisata budaya yang menarik bagi wisatawan.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler