Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang Perlu Diketahui

18 Oktober 2021, 13:43 WIB
Pelajari Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Tahun 2021 ini /Pixabay

MAPAY BANDUNG - Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender Hijriyah.

Hari tersebut ditetapkan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, karena bertepatan dengan tanggal kelahiran Rasulullah.

Di beberapa negara di dunia, umat Islam memiliki cara tersendiri dalam menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Beberapa di antaranya melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan akulturasi budaya yang terjadi pada daerah.

Lantas bagaimana sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Sambut Maulid Nabi di Sejumlah Negara, dari Berbagi Permen Sampai Menonton Film Religi

Dikutip MapayBAndung.com dari jurnal berjudul Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia), Moch Yunus, seorang dosen Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong Kraksaan, Probolinggo mencoba memaparkannya.

Menurut Moch Yunus, terdapat dua versi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Versi pertama yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama kali diadakan pada masa pemerintahan Mu’iz Dinillah II.

Perlu diketahui bahwa Mu’iz Dinillah II merupakan dinasti Fathimiyah di Mesir pada pertengahan abad 4 Hijriyah.

Pada masanya, peringatan yang berlangsung setiap tahun tersebut tidak berlangsung lama.

Hal itu dikarenakan pemerintahan Al-Afdhal bin Amir Juyusy melarang pelaksanaannya dan itu bertahan lebih dari 100 tahun.

Kemudian pada pertengahan abad 6 Hijriyah, pemerintahan baru Dinasti Fahthimiyah yang juga sekaligus imam, Amir II Ahkamillah kembali menghidupkan peringatan hari kelahiran Rasulullah.

Baca Juga: Bahagianya Menpora Saat Indonesia Jadi Juara Piala Thomas 2020

Sedangkan berdasarkan versi kedua, Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diperingati pada masa pemerintahan Khalifah Mudhaffar Abu Said yang juga berasal dari Mesir.

Pada masa pemerintahan itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan secara besar-besaran.

Peringatan tersebut berdasar atas keinginan Khalifah yang memimpin Dinasti Fathimiyah hingga seluruh Afrika Utara, Mesir, dan Suriah untuk membangkitkan moral dan semangat kepahlawanan umat Islam.

Momen tersebut digunakannya untuk menunjukkan kekuatan umat Islam di hadapan Jengis Khan, raja di dari Mongolia yang berkeinginan menguasai seluruh dunia.

Selain itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga diselenggarakan oleh Sultan Salahuddin Al Ayyubi.

Sosok Salahuddin Al Ayyubi merupakan pejuang yang dikenal juga sebagai sang penakluk atas keberhasilannya membebaskan Kota Suci Yerusalem, di Palestina dalam Perang Salib.

Salahuddin Al Ayyubi yang juga disegani di seluruh kawasan Eropa pada masa itu disebut menyelenggarakan Maulid Nabi pertama kali pada abad 12 masehi.

Baca Juga: Penderita Asam Urat Wajib Makan Buah Ceri, Yuk Cek Manfaat Buah Kecil Nan Manis Ini

Pada mulanya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada masa itu ditentang oleh para ulama.

Para ulama menilai, peringatan hari kelahiran tidak sesuai ajaran Islam. Namun Salahuddin Al Ayyubi berhasil meyakinkan, bahwa perayaan hanya bersifat syiar bukan ritual.

Permintaan Salahuddin Al Ayyubi kemudian disetujui oleh para ulama yang sebelumnya menentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, Khalifah An-Nashir di Baghdad, Irak juga ikut menyetujui usulan Salahuddin Al Ayyubi.

Atas usulan tersebut, pada musim haji tahun 1183 Masehi, An-Nashir meminta jamaah menyiarkan perayaan maulid Nabi ke seluruh jamaah yang hadir untuk disebarkan ke negara asalnya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler