Dari anggaran tersebut, nantinya akan dipilih yang tidak efisien. Dengan begitu, uang untuk program makan siang gratis tidak akan mengambil alokasi anggaran lainnya.
“Yang belum tepatnya kan bisa ‘disisir’ dan digunakan untuk ini (program makan siang gratis), belum anggaran-anggaran yang tersebar di mana-mana,” sambungnya.
Sebagai contoh mengelola anggaran, Dedi Mulyadi memberi kasus saat Ia mengelola APBD Purwakarta.
Meski saat itu anggaran dari pusat untuk Kabupaten Purwakarta terbilang minim, namun dengan pengelolaan yang efisien maka hasilnya pun akan tepat sasaran.
Terbukti dengan infrastruktur yang sudah dibangun dengan baik disertai fasilitas pendukung yang memadai.
Dedi Mulyadi mengklaim saat dirinya menjabat sebagai bupati, sekolah di wilayah Purwakarta memiliki toilet per kelas, pembangunan jalan bagus, gaji untuk RT, RW, dan Kepada Desa dinilai cukup tinggi.
Tak hanya itu, nilai investasi saat Ia menjabat sebagai bupati pun terbilang cukup tinggi dari periode-periode sebelumnya.
“Investasinya kotanya berkembang, investasi kabupaten berkembang, maka asetnya bertambah,” ujarnya.