Dari Jawa Barat Untuk Dunia, Selamat Hari Angklung Sedunia 16 November 2022

17 November 2022, 10:00 WIB
5 Fakta Menarik Angklung: Digunakan dalam Ritual hingga Dibuat dari Bambu Khusus /Instagram.com/@disbudpar.bdg

MAPAY BANDUNG – United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan angklung sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada 16 November 2010.

Setiap 16 November warga dunia merayakan peringatan Hari Angklung Sedunia.

Dilansir MapayBandung.com dari berbagai sumber pada Rabu, 16 November 2022, hal tersebut ditetapkan oleh komite UNESCO saat mengadakan pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee (5.COM) di Nairobi, Kenya pada 15 - 19 November 2010.

Baca Juga: Siap-siap! Warga Kota Bandung Akan Nikmati Layanan TV Digital

Perwakilan Indonesia yang hadir dalam kegiatan tersebut mengusulkan, agar alat musik asal Jawa Barat angklung bisa diakui sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Setelah dipertimbangkan, akhirnya UNESCO mengakui angklung sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia, yang ditetapkan pada 16 November 2010.

Diketahui angklung merupakan alat musik asal Jawa Barat, Indonesia, yang terdiri dari 2-4 tabung bambu yang disusun dalam satu rangkaian bambu yang diikat dengan tali rotan.

Tabung-tabung tersebut diraut dan dipotong oleh pengrajin ahli untuk menghasilkan nada-nada tertentu saat rangka bambu digoyang atau diketuk.

Baca Juga: 22 Daftar Lokasi Vaksin Booster Kota Bandung Hari Ini Kamis 17 November 2022, Lengkap Beserta Waktunya

Setiap angklung menghasilkan satu not atau chord, jadi agar tercipta suatu rangkaian melodi, beberapa pemain harus berkolaborasi.

Angklung tradisional menggunakan tangga nada pentatonis. Namun, musisi Daeng Soetigna pada tahun 1938 memperkenalkan angklung dengan tangga nada diatonis atau yang dikenal sebagai angklung padaeng.

Angklung biasanya digunakan dalam berbagai kegiatan adat istiadat, seperti upacara penanaman padi, panen dan khitanan.

Angklung tidak hanya sebuah karya seni, tetapi juga sebagai ciri identitas budaya tradisional di Indonesia.

Bambu yang digunakan untuk membuat angklung yakni bambu hitam khusus. Dipanen selama dua minggu dalam setahun saat jangkrik berkicau, dan dipotong minimal tiga ruas di atas tanah, untuk memastikan akarnya terus merambat.

bermain alat musik Angklung dapat mendorong kerja sama dan saling menghormati di antara para pemainnya, seiring dengan disiplin, tanggung jawab, konsentrasi, pengembangan imajinasi dan ingatan, serta perasaan artistik dan musikal.*** (Rofi Arifianto/JOB Training)

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler