Banjir Bandang Terjang Bangladesh, Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal di Kamp Rohingya

- 30 Juli 2021, 15:46 WIB
Ilustrasi banjir.
Ilustrasi banjir. /Pixabay/Hermann


MAPAY BANDUNG - Hujan deras selama berhari-hari, mengguyur kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh Selatan. Akibatnya wilayah tersebut dilanda banjir.

Debit air hujan ini hampir setengah dari rata-rata curah hujan bulan Juli dalam satu hari, parahnya lebih banyak hujan lebat diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan mengingat musim hujan membentang selama tiga bulan ke depan.

“Situasi ini diperparah oleh pandemi Covid-19. Saat ini ada penguncian nasional yang ketat sebagai tanggapan atas meningkatnya kasus di seluruh negeri,” kata badan pengungsi dari PBB, dikutip MapayBandung dari ABC News, Jumat 30 Juli 2021.

Baca Juga: Brasil Berencana Batalkan Kontrak Pembelian Vaksin Buatan Rusia, Ini Alasannya

Dikabarkan enam orang telah tewas di kamp-kamp awal pekan ini. Lima orang di antaranya terjebak dalam tanah longsor yang disebabkan oleh hujan dan seorang anak hanyut oleh air banjir.

Mengutip laporan awal, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan lebih dari 12.000 pengungsi terkena dampak hujan lebat dan sekitar 2.500 tempat penampungan rusak atau hancur. Lebih dari 5.000 pengungsi telah dipindahkan sementara ke tempat penampungan anggota keluarga lain atau fasilitas lainnya.

Baca Juga: Bisa Membuat Kulit Kering, Hindari Cara Mandi Seperti Ini

juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Hannah Macdonald mengatakan bahwa tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk membantu keluarga yang terkena dampak.

Baca Juga: Berlaku Mulai Agustus, Ini yang Harus Diketahui Tentang Penggolongan SIM C, SIM CI, dan SIM CII

Salah seorang pengungsi Khatija Begum mengatakan mereka berjuang menghadapi bencana ini. Bahkan untuk makan dan minum dengan baik saja sulit.

“Akibat hujan terus menerus selama empat hari terakhir, hari ini rumah saya penuh air,” kata dia.

Baca Juga: BOR Rumah Sakit di Jawa Barat Turun Jadi 55 Persen, Ridwan Kamil Bilang Begini

"Kami bahkan tidak bisa makan," lanjut Begum.

Sebelumnya lebih dari 700.000 Rohingya telah melarikan diri menuju ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh ini sejak Agustus 2017 lalu.

Hal ini terjadi ketika militer di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha memulai tindakan keras terhadap kelompok etnis Muslim setelah serangan oleh pemberontak.

Baca Juga: Fitnah Nasabahnya Sebagai Bandar Narkoba, 8 Pelaku Pinjol Ilegal Ini Terancam 5 Tahun Penjara

Tindakan keras itu termasuk pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah, dan juga disebut sebagai pembersihan etnis oleh kelompok hak asasi global dan PBB.

Sementara Bangladesh dan Myanmar telah berusaha untuk mengatur repatriasinya, Rohingya terlalu takut untuk kembali ke rumah asal mereka.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan distrik Cox's Bazar adalah tempat untuk lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya tinggal, namun juga adalah salah satu bagian yang paling rawan bencana di Bangladesh. (David Wardana Saputra/ Job)***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x