"Alih-alih kami menemukan jumlah kasus yang tinggi dari varian baru yang berkembang di dalam negeri," kata Dr. Anne-Catrin Uhlemann, asisten profesor di divisi penyakit menular di Kampus Dokter dan Ahli Bedah di Universitas Columbia, seperti dikutip mapaybandung.com dari ANTARA, Kamis 25 Februari 2021.
Baca Juga: Tiga Orang Tewas Korban Penembakan di Cengkareng Jakarta Dini Hari Tadi, Polisi Langsung Olah TKP
Baca Juga: Kemenag Mulai Kembangkan Madrasah Digital untuk Dukung Pembelajaran Daring
Penelitian di Universita Columbia menemukan bahwa varian virus corona B.1.526 memiliki beberapa karakteristik mengkhawatirkan yang sama dengan varian B.1.351, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan varian P.1. yang pertama kali diidentifikasi di Brazil.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa varian-varian baru virus corona tersebut lebih resisten terhadap beberapa vaksin yang sudah ada daripada virus corona versi sebelumnya.***