Network
BRAGA, MAPAYBANDUNG.COM - Kasus DBD di Kota Bandung dilaporkan masih tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengungkapkan, hingga Jumat 22 Maret 2024, jumlah kasus DBD di Kota Bandung menyentuh angka 2.098 kasus.
Oleh karenanya, Anhar meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan.
Baca Juga: Dibantai Indonesia 0-3 Semalam, Phillipe Troussier Langsung Dipecat dari Kursi Pelatih Vietnam
"2.098 kasus kumulatif sepanjang 2024. Ini data hingga Jumat," katanya, dikutip Rabu 27 Maret 2024.
Anhar pun mengajak masyarakat menerapkan 5 langkah untuk mencegah kasus DBD di Kota Bandung terus naik.
Langkah pertama adalah dengan menggiatkan kembali gerakan Jumantik atau Juru Pemantau Jentik. Idealnya, satu rumah memiliki satu orang Jumantik yang bertugas memberantas sarang nyamuk.
Baca Juga: Pemkab Bandung Barat Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Longsor Selama 14 Hari
"Sesuai perintah pimpinan dalam hal ini Pj Wali Kota dan Plh Sekda, kami giatkan kembali Jumantik," ujar Anhar usai Rapat Koordinasi Pemetaan Kasus DBD di Balai Kota, Selasa 26 Maret 2024.
Selanjutnya, Pemkot Bandung juga akan melakukan Rapid Diagnosis Test (RDT) sebagai upaya deteksi dini penyebaran penyakit demam berdarah. Hal ini juga simultan dengan proses abatisasi atau pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya.
Tak hanya itu, upaya pemberantasan sarang nyamuk atau calon jentik nyamuk juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung. Dalam hal ini, DLH Kota Bandung akan berperan membersihkan potensi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Baca Juga: Satpol PP Sudah Tindak 10 Tempat Hiburan Malam di Bandung selama Ramadhan 2024
Upaya selanjutnya yang baru diselenggarakan di Kecamatan Ujungberung ialah pengembangan Wolbachia. Seperti diketahui, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang menerapkan Wolbachia sebagai upaya pencegahan penyebaran DBD.***
