Pantas Disebut Kopo, Ternyata Begini Asal-usul Nama Salahsatu Jalan Terpadat di Bandung Ini

- 16 Mei 2023, 09:15 WIB
Lalu lintas di bawah Fly Over Kopo macet, Kamis 22 September 2022.
Lalu lintas di bawah Fly Over Kopo macet, Kamis 22 September 2022. /Twitter @suryadi_zidik

MAPAY BANDUNG - Berikut sejarah singkat asal-usul nama Kopo, salah satu jalan terpadat di Bandung.

Kopo adalah salah satu kawasan terkenal di Bandung. Kopo sendiri adalah dua deerah yang ada di Kota dan Kabupaten Bandung.

Di Kota Bandung, Kopo merupakan kelurahan yang masuk Kecamatan Bolongloa Kaler. Sedangkan di Kabupaten Bandung, Kopo adalah sebuah desa yang masuk wilayah Kecamatan Kutawaringin.

 

Berbicara tentang Kopo, yang terlintas di benak kita pasti merupakan jalan panjang, yang membentang dari kawasan Astana Anyar Kota Bandung hingga Soreang, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Pantas Disebut Ujungberung, Daerah di Kota Bandung Ini Punya Sejarah Panjang, Simak!

Ya, Jalan Kopo merupakan jalan penghubung kota dan kabupaten Bandung yang sangat penting untuk akses warga. Tak heran, setiap hari terutama pagi dan sore, jalanan ini sering macet.

Jangan ditanya lagi saat musim liburan. Jalanan ini sudah pasti padat, karena jadi salah satu akses wisatawan yang akan berlibur ke Pangalengan maupun Ciwidey.

Lalu bagaimana asal-usul nama Kopo? Simak berikut sejarah singkat asal-usul nama Kopo Bandung.

Baca Juga: Resep Alami untuk Meredakan Pusing, Diare, dan Mual pada Ibu Hamil kata dr. Zaidul Akbar

 

Dilansir MapayBandung.com dari laman kopo.desa.id, Selasa 16 Mei 2023, untuk mengetahui sejarah Kopo, kita akan kembali zaman kolonial Belanda tahun 1923.

Saat itu, desa Kopo dipimpin oleh seorang jawara tenar yang dikenal dengan sebutan Eyang Jawi atau Eyang Kuwu. Dia adalah Kepala Desa Kopo pertama yang dulu berkantor di Kampung Muara.

Eyang Jawi adalah sosok yang membuat jalan dari batas Blok Tempe (Panjunan) sampai Kampung Pangauban, yang saat ini masuk wilayah Desa Katapang.

Dengan pengorbanan tak terbatas baik waktu, harta, dan tenaga, akhirnya jalan tersebut rampung, dan diberi nama Jalan Kopo.

Penamaan Jalan Kopo diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Eyang Jawi. Kopo, diambil dari nama kediaman Eyang Jawi, yang berada di bawah pohon rindang yang bernama pohon jambu Kopo.

Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan penamaan Jalan Kopo diberikan karena dulu, untuk menuju kediaman Eyang Jawi atau Lembur Kopo, melalui jalan tersebut.

Baca Juga: Heboh Henhen Herdiana Pindah ke PSIS Usai Putu Gede ke Persib, Benarkah? Cek Faktanya

 

Sehingga sering disebutkan dengan kalimat "Jalan ka Kopo", yang kemudian menjadi Jalan Kopo.

Selain itu ada juga yang menyebut bahwa penamaan Jalan Kopo, adalah sebagai bentuk penghargaan kepada orang Kopo yang membuat jalan tersebut.

Di tahun yang sama, dua desa yaitu Desa Muara dan Desa Kopo disatukan dengan meliputi wilayah barat Desa Cibodas, sebelah timur berbatasan dengan Desa Katapang, sebelah selatan berbatasan Desa Padasuka, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatisari dan Gajah Mekar.

Dua desa yang disatukan tersebut kemudian diberi nama Desa Kopo, dengan kantor Pemerintahan Desa berada di Kampung Kopo.

Desa Kopo usai peleburan ini, dipimpin oleh Kepala Desa pertama bernama Mohammad Isak atau yang dikenal dengan Apa Pabrik.

Apa Pabrik sendiri adalah julukan untuk Mohammad Isak karena waktu itu, dia memiliki penggilingan padi, yang merupakan satu dari dua penggilangan padi pertama di Jawa Barat.***

Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah