“Sugesti terus menerus, repetisi, dibacakan mantra, dan akhirnya melekat bahwa mereka semakin yakin menyampaikan gendam kepada seseorang,” ucap Rohim.
“Akhirnya orang korban terpengaruh dari apa yang diyakininya,” sambungnya.
Rohim menambahkan jika ilmu hipnotis berbeda dengan gendam walaupun memiliki dasar yang sama.
Karena sugesti yang diberikan saat melakukan hipnotis yaitu melakukannya hanya satu kali dan tidak meyakini keberadaan energi mistis yang ada pada diri sendiri.
Berbeda dengan pelaku gendam yang meyakini bahwa apa yang dilakukan terdapat pengaruh luar yang tidak dapat dilihat.
“Orang yang fanatik akan gendam, mereka menganggap sudah melibatkan niat, spiritual, Tuhan, serta roh-roh yang dilibatkan dalam sugesti,” ucapnya.
“Jadi persepsi orang yang memakai gendam seperti itu,” sambungnya.
Jika disimpulkan tujuan dari gendam maupun hipnotis adalah sama, tetapi cara untuk meraih tujuan tersebut berbeda-beda.
Gendam biasanya dilakukan dengan melakukan mantra, menyediakan sesajen, khodam, hingga ritual.