Kisah Horor Gunung Semeru, Rombongan Pandaki Bandung Ini Melewati Perkampungan Gaib dan Diajak Mampir

- 6 Desember 2021, 08:03 WIB
Ini Penunggu Gunung Semeru, Ada Patung Arcopodo yang Dipercaya Sebagai Penjaga Gunung
Ini Penunggu Gunung Semeru, Ada Patung Arcopodo yang Dipercaya Sebagai Penjaga Gunung /unsplash.com/Fajruddin Mudzakkir



MAPAY BANDUNG - Selain menawarkan keindahannya, Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur juga kental kaitannya dengan mistis.

Salah satu kisah horor dan menyeramkan dialami rombongan pendaki asal Bandung.

Mereka melihat perkampungan gaib seperti perumahan "Adat Jawa" ketika turun dari pendakian.

Kejadian ini dialami Andri dan ketujuh temannya saat mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut pada 2014 silam.

Andri dan rekan-rekannya melakukan perjalanan pada Agustus 2014. Menggunakan kereta api, mereka berangkat menuju Kota Malang.

Baca Juga: Bukan Telur atau Susu, Makanan Ini Penting untuk Otak dan Jantung Saat Sarapan Kata dr. Zaidul Akbar

Sesampainya di Malang, mereka langsung menuju Ranupani, kampung terakhir sebelum melakukan pendakian Gunung Semeru.

Pendakian dimulai, Andri bersama tujuh rekannya mengaku tidak merasakan kejanggalan apapun saat melakukan pendakian.

Hingga menuju Ranukumbolo, keadaan masih terbilang kondusif. Mereka berjalan bersukacita lantaran mereka berdelapan sesekali melontarkan cerita dan kalimat lucu.

Hingga akhirnya menuju Kali Mati, keanehan terjadi. Beberapa kawan Andri menjadi pendiam dan tidak seperti biasanya.

Menurut Andri, saat itu kondisi masih bisa dikendalikan dan suasana kembali menghangat.

Baca Juga: Terbaru! BNPB Catat 14 Orang Meninggal Akibat Erupsi Gunung Semeru

Menuju malam hari, satu rekan Andri tidak bisa melanjutkan menuju Puncak lantaran ada sesuatu yang terjadi pada kaki kirinya akibat terkilir.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Jurnal Trip dengan judul "Misteri Gunung Semeru, Bertemu Pemukiman Adat Jawa hingga Diajak 'Beristirahat' Lelembut".

Alhasil, pukul 23.00 WIB, tujuh orang bersama Andri memutuskan untuk menuju Puncak Semeru dan meninggalkan satu orang temannya yang tidak bisa melanjutkan perjalanan hingga puncak.

Saat menuju puncak, ada ratusan orang bersama Andri dan kawan-kawan mendaki. Sorotan lampu kepala atau headlamp memenuhi jalur menuju puncak.

Langkah ke tujuh remaja ini masih berapi-api, meski harus terus terperosok karena dalamnya pasir Gunung Semeru, namun mereka masih menyimpan semangat yang tinggi.

Andri berkelakar, dari ratusan senter yang awalnya terlihat mengular menjadi tambah sedikit.

Kemungkinan para pendaki banyak yang tidak kuat dan memutuskan untuk turun kembali ke Kali Mati.

Hanya tinggal puluhan orang saja yang masih bertahan dan melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Andri mengaku tidak jarang menemukan pendaki yang kelelahan hingga tiduran di pinggir trak menuju Puncak. Bahkan beberapa di antaranya ada yang sampai mengigau.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bandung Senin 6 Desember 2021 Beserta Biaya dan Persyaratannya

Setelah melihat jam sekira pukul 02.00 WIB, Andri melihat di depannya ada yang berlari, namun tidak menggunakan headlamp seperti pendaki pada umumnya.

Andri dan rombongan terpisah. Ia menduga yang berlari tersebut adalah temannya. Ia pun langsung tancap gas, dan ingin menyusul temannya.

Beberapa kali orang tersebut tertawa dan kembali berlari hingga tidak terlihat lagi karena keadaan cukup gelap.

Hingga akhirnya menuju Puncak, sekitar pukul 05.30 WIB, Andri adalah yang pertama sampai.

Namun ia tidak menemukan satu orang pun di puncak, Andri heran, siapa orang yang tadi mengajak dia dengan tertawa dan teriakannya.

Tak lama temannya yang lain mulai bermunculan di puncak Semeru.

Singkat cerita, mereka kembali turun untuk menuju Ranupani. Sejenak mereka beristirahat di Ranukumbolo sembari mengisi persediaan air untuk perjalanan.

Setelah dirasa cukup, pukul 17.30 WIB mereka berdepalan langsung bergegas turun agar tidak terlalu malam sampai Ranupani.

Baca Juga: Kok Bisa? 5 Mitos Orang Beralis Sambung, Salahsatunya Bisa Melihat Makhluk Halus

Diperjalanan, dari Pos 2 menuju Pos 1, mereka mulai merasakan hal yang aneh.

Andri bercerita kalau suasana yang awalnya ramai dengan candaan rombongan berubah mencekam. Tidak ada kata "break" dari rombongan yang menandakan untuk beristirahat sejenak.

Kaki mereka seakan tanpa lelah menyusuri hutan yang diselimuti pepohonan besar. Namun, tidak ada satu kalimat pun yang terlontar dari mulut mereka.

Andri heran, kenapa semuanya menjadi berbeda, namun setelah beberapa langkah ke depan, dia merasakan hutan gelap yang dilewati rombongan terasa berbeda.

Andri merasa ia seakan sedang melewat perkampungan lengkap dengan lampu minyak, sangkar burung dan pagar kayu di depan rumah.

Dia menganggap hal tersebut hanya halusinasi lantaran kondisi Andri yang kelelahan setelah kurang lebih 5 hari melakukan pendakian.

Cukup jauh Andri seperti sedang melewati perkampungan bak perumahan "Adat Jawa".

Rumah kayu yang dipertegas dengan ukiran zaman dahulu terlihat sepanjang jalan setapak menuju Pos Ranupani.

Baca Juga: Manfaat Luar Biasa Salat Ashar Diungkap dr. Zaidul Akbar, Salahsatunya Bisa Menyehatkan Jantung

Teman-teman Andri masih saja tutup mulut. Cara berjalan mereka seperti sedang memburu waktu, hanya satu tujuannya, yakni turun ke perkampungan dengan secepat mungkin.

Andri memperkirakan, perjalanan seperti menyusuri jalanan di perkampungan sekitar 2 jam perjalanan.

Cukup banyak yang dilihat Andri, seperti layaknya aktivitas di perkampungan.

Setiba di Ranupani, Andri dan teman-temannya langsung beristirahat.

Mereka sampai di Ranupani sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Tidak ada satu pun cerita keluar dari mulut mereka, mereka langsung menuju warung dan kemudian beristirahat.

Siang hari tiba, mereka mulai berani membuka obrolan, dan ternyata apa yang dirasakan, dilihat dan dialami Andri dialami juga oleh ketujuh temannya.

Baca Juga: Ketahui! Ini 3 Pengganti Minyak Goreng untuk Penderita Penyakit Jantung dan Kolesterol Kata dr. Zaidul Akbar

Andri menghela nafas, bahkan satu di antara temannya mengatakan bahkan melihat ada penghuni "rumah jawa" tersebut yang beberapa kali mengajak untuk singgah dan beristirahat, namun ia tidak menggubrisnya dan terus meneruskan perjalanan.

Tidak pernah ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka alami. Kalau pun ini hanya halusinasi kata Andri, mengapa semua merasakan hal yang sama layaknya ini benar-benar terjadi.

Andri mengatakan, pengalaman mendaki Semeru adalah puncak keindahan dan kenikmatan mendaki gunung.

Terlepas dari kisah mistis yang dialami, dia tidak akan melupakan pengalamannya di Semeru, puncak abadi para Dewa. *** (Maresa Mtd/Jurnal Trip)

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: Jurnal Trip


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah