Update Harga Beras 12 Februari 2024, Provinsi Ini Lebih Tinggi Dibanding Jawa Barat

- 12 Februari 2024, 12:15 WIB
Update harga beras 12 Februari 2024
Update harga beras 12 Februari 2024 /Kabar Banten/Rizki Putri

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Harga beras pada minggu kedua Februari 2024 masih menunjukkan adanya peningkatan terutama di beberapa daerah di Indonesia  tak hanya wilayah Jawa Barat.

Meski demikian terdapat provinsi dengan kenaikan harga beras tertinggi saat ini dibandingkan Jawa Barat. Harga beras medium di Papua Tengah kini telah mencapai Rp17.000 per kg pada Senin 12 Februari 2024.

Berdasarkan data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 08.13 WIB, harga beras medium secara nasional mengalami penurunan sebesar Rp30 menjadi Rp13.680 per Kilogram. Namun demikian harga beras di tingkat provinsi masih tetap di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Terkuak! Ini Penyebab KPM Penerima PKH dan BPNT Tidak dapat Bansos Beras 10 Kg Bulan Februari 2024

Harga beras premium secara nasional naik Rp250 menjadi Rp15.880 per Kilogram. Papua Tengah kembali menjadi provinsi dengan harga paling tinggi, yaitu mencapai Rp19.000 per Kilogram.

Papua Barat berada di posisi kedua dengan harga Rp18.000 per Kilogram. Sementara itu, Papua berada di posisi ketiga dengan harga Rp17.670 per Kilogram.

Sementara untuk Jawa Barat, HET beras premium berada di kisaran harga Rp16.300 dan beras medium Rp15.140 per kilogramnya.

Baca Juga: Daftar Konglomerat dan Taipan Di Balik Capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo

Penyebab harga beras semakin tinggi jelang Pemilu dan Ramadhan 2024

Dikutip dari ANTARA, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan bahwa para peritel terpaksa menjual komoditas bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET).

Menurut Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey, para produsen telah meningkatkan harga beli (tebus) sebesar 20-35 persen di atas HET dalam satu minggu terakhir sehingga peritel juga terpaksa menaikkan harga jual.

Dengan demikian, peritel tidak memiliki pilihan dan harus membeli dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal.

Baca Juga: Cara Cek Lokasi Pencoblosan Pemilu 2024, Lihat Visi Misi Caleg DPR RI dan DPRD Jawa Barat di Sini

Roy menegaskan bahwa Aprindo tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan atau mengatur harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.

Harga yang ditetapkan oleh produsen di sektor hulu kemudian diteruskan kepada peritel di sektor hilir melalui saluran distribusi, dan akhirnya dibeli oleh masyarakat di gerai ritel modern.

Kenaikan harga dari produsen dapat mengakibatkan kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern Indonesia.

Baca Juga: Asal-usul Nama Cipaganti yang Semula Bakal Jadi Ibu Kota Bandung

Roy juga menyatakan bahwa kelangkaan yang terjadi dapat menyebabkan pembelian secara berlebihan karena kekhawatiran akan kekurangan stok di masa mendatang.

Peritel saat ini diketahui mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan beras untuk tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram. Hal ini terjadi karena masa panen baru diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Maret 2024 mendatang.

Selain itu, kekurangan pasokan juga disebabkan oleh belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor oleh pemerintah, yang turut menyebabkan kelangkaan dan harga beras yang tinggi.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x