Prof. Ari menekankan pentingnya pankreas dalam sistem pencernaan tubuh. Kelenjar ini memiliki peran krusial dalam produksi enzim dan hormon insulin.
Gaya hidup ‘rebahan’ akan memaksa organ-organ dalam tubuh bekerja lebih keras, termasuk pankreas. Apabila makanan yang dikonsumsi tidak memberikan nutrisi yang cukup atau justru membebani kinerja pankreas, masalah kesehatan, termasuk risiko kanker, dapat muncul.
Baca Juga: Heboh Artis Saipul Jamil Ditangkap Polisi Diduga Konsumsi Narkoba, Ternyata Hasil Tes Urine Negatif
Ia menyoroti bahwa makanan tinggi lemak, seperti daging merah, dapat membebani kinerja organ tubuh, terutama pankreas yang bertanggung jawab untuk menciptakan enzim.
Peningkatan beban kerja pada pankreas dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan mencerna makanan, peradangan kronis, polip, dan pada akhirnya, risiko kanker pankreas.
Selain mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif, Profesor Ari juga menyarankan pemeriksaan medis rutin bagi mereka yang berusia di atas 35 tahun.
Baca Juga: Petani Milenial Dikabarkan Susul JQR Jadi Program yang Bakal Dihentikan Bey Machmudin Tahun Ini
Pemeriksaan ini mencakup berbagai tes, seperti darah lengkap, fungsi hati, bilirubin total, amilase, dan tes tumor marker seperti Ca19-9. Bagi individu yang sering merasakan nyeri pada ulu hati, pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk mengetahui kemungkinan adanya kanker pankreas.
Seementara itu data dari World Cancer Research Fund International menyebut kanker pankreas menempati peringkat ke-12 sebagai jenis kanker yang umum ditemui di seluruh dunia.
Pada tahun 2020 saja, diperkirakan terdapat sekitar 495.000 kasus kanker pankreas secara global.