MAPAY BANDUNG - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan pengoperasian moda transportasi lintas rel terpadu (LRT) dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi massal.
Jokowi meyakini, jika masyarakat beralih dari moda transportasi pribadi ke transportasi massal LRT, maka akan mengurangi tingkat kemacetan, utamanya di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Hal itu disampaikan Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta pada Kamis 10 Agustus 2023. Jokowi menyinggung tentang kerugian akibat kemacetan yang mencapai Rp100 triliun.
“Kerugian kita per tahun itu hampir Rp100 triliun karena kemacetan di Jabodetabek dan Bandung, setiap tahun merugikan hampir Rp100 triliun dan ini memang harus diatasi karena secara makro ekonomi merugikan negara besar sekali,” ujarnya.
Baca Juga: Jadi Biang Kemacetan, Dishub Cimahi Tindak 38 Kendaraan yang Parkir Liar, Salahsatunya Digembok
Selain LRT, pemerintah juga tengah menggenjot moda transportasi massal lainnya untuk segera dioperasikan, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Jokowi berharap moda transportasi massal tersebut bisa dioperasikan pada bulan September sehingga bisa menjadi bagian dari solusi mengurangi kemacetan maupun polusi.
“Kereta cepat mungkin kita akan coba lagi di September. Begitu siap semuanya juga segera dioperasikan. Makin cepat dioperasikan makin baik. Karena kita tahu tiap hari kita ini menghadapi kemacetan, tiap hari kita juga menghadapi polusi,” jelasnya.
Untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal, Jokowi menilai pemerintah harus menyediakan subsidi bagi berbagai moda transportasi massal.