KPAI sudah melakukan koordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait penyakit ini.
IDAI menyebut bahwa kasus gangguan ginjal akut di Indonesia berbeda dengan kasus yang terjadi di Gambia.
Seperti diketahui, kasus gagal ginjal akut pada anak ini pertama kali ditemukan di negara kawasan Afrika Barat tersebut dan menelan korban sebanyak 70 jiwa.
Diduga konsumsi obat cair untuk flu dan demam yang produksi India menjadi penyebabnya.
Terkait lonjakan kaus gagal ginjal di tanah air, KPAI membuka pos layanan pengaduan untuk meneruskan informasi yang tepat kepada masyarakat.
Menurutnya layanan pengaduan KPAI sejak Januari sampai September 2022 mencatat 3.164 aduan. Dari jumlah tersebut, terdapat 78 pengaduan isu kesehatan dan kesejahteraan.
Jasra menambahkan, layanan pengaduan KPAI akan terus tersedia untuk menerima laporan dampak lanjutan anak-anak yang menjalani perawatan atau meninggal dunia karena penyakit gagal ginjal akut atipikal.
Baca Juga: Aglonema Jadi Tumbuh Subur dan Sehat Secara Maksimal Hanya dengan Melakukan Cara Ampuh Ini
Sementara itu, Kemenkes bersama BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Farmakolog, dan Puslabfor Polri masih melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan penyebab pasti melonjaknya gagal ginjal akut atipikal.
Tak hanya itu, tim gabungan yang dibentuk Kemenkes ini akan mencari faktor risiko yang menyebabkan naiknya kasus ini di Indonesia.