Baca Juga: Preman Pensiun 6 Tamat, Sutradara: Mau Langsung Nyambung ke PP 7
Diberitakan sebelumnya, Ketua TGIPF Mahfud MD mengatakan, pihaknya menemukan beberapa fakta baru terkait penyelidikan Tragedi Kanjuruhan.
Salah satu fakta itu adalah, terkait proses kematian para korban di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.
"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu, proses jatuhnya jauh lebih mengerikan dari pemberitaan yang ada di TV dan media sosial," kata Mahfud MD.
Dijelaskan oleh Mahfud MD, para korban Tragedi Kanjuruhan itu bisa dipastikan meninggal dunia karena berdesak-desakan.
"Yang mati, cacat, dan kritis saat ini, dipastikan karena desak-desakan setelah adanya gas air mata ditembakkan. Itu penyebabnya," katanya.
Terkait soal tingkat bahaya yang dimiliki gas air mata tersebut, dia menyebut, saat ini sedang diperiksa oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Peringkat keterbahayaan racun sekarang sedang diperiksa oleh BRIN. Tapi, apapun hasil dari BRIN, itu tidak bisa menjadi kesimpulan, kalau kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," ucap Mahfud MD.***