Kepala Pusat Studi Pariwisata Unpad tersebut mengatakan, pengembangan desa wisata memerlukan kajian para akademisi serta dukungan pemerintah melalui regulasi yang kuat.
Akademisi didorong melakukan kajian bagaimana seharusnya pengembangan desa wisata. “Persoalan 80 ribu desa menjadi desa wisata itu benturannya pasti kuat. Ini harus menjadi kajian yang serius,” ujarnya.
Baca Juga: Rizky Billar Diduga Selingkuh! Inilah 6 Cara Mengenali Pasangan yang Selingkuh Menurut Primbon Jawa
Kajian dilakukan dengan mendengar langsung apa yang seharusnya dibutuhkan masyarakat desa. Selain itu, akademisi berperan dalam penguatan kapasitas sumber daya pariwisata, seperti peningkatan kapasitas bahasa asing, penguasaan kebudayaan asing, penguasaan teknologi infromasi dan legal, hingga pengetahuan mengenai bagaimana merawat fasilitas dan infrastruktur wisata yang tersedia.
Sementara dukungan pemerintah dapat dilakukan berupa mempersiapkan data potensi pariwisata, pemberian beasiswa pengembangan sumber daya kepariwisataan, membangun infrastruktur, hingga mendukung program pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi di desa.
Webinar tersebut menghadirkan sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Arief Syaifudin, serta Dosen University Technology Malaysia Norhazliza Abd. Halim.***