Masuk Fase Erupsi Efusif, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 36 Kali

- 28 Januari 2021, 16:35 WIB
Erupsi Gunung Merapi, Rabu 27 Januari 2021
Erupsi Gunung Merapi, Rabu 27 Januari 2021 /BPPTKG.

MAPAY BANDUNG - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, aktivitas Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi efusif.

Tercatat, Gunung Merapi telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 36 kali dengan jarak luncur antara 500 hingga 3.000 meter dari kawah puncak dalam aktivitas erupsi hingga Rabu 27 Januari kemarin.

Luncuran awan panas dari Gunung Merapi dalam akvitias erupsi teramati BPPTKG sejak pukul 00.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Baca Juga: Bertambah 13 Ribu Kasus, Total Kasus Terkonfirmasi Positif Corona di Indonesia Tembus 1.037.993 Jiwa

Baca Juga: Disuntik Vaksin Covid-19, Legenda Persib: Lebih Takut Istri Dibandingkan Jarum

Awan panas guguran dari aktivitas erupsi Gunung Merapi teramati mengarah ke Barat Daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong. Awan panas guguran juga tercatat di seismogram pada amplitudo antara 15-60 milimeter dengan durasi selama 83-197 detik.

Pada fase erupsi efusif tersebut,  Kepala BPPTKG Hanik Humaira mengatakan  bahwa pertumbuhan kubah lava terus meningkat dan disertai adanya guguran lava dan awan panas guguran. Sebagaimana pengamatan yang dilakukan sejak Senin 4 Januari 2021 silam dan terus berlangsung hingga hari ini.

“Sejak tanggal 4 Januari 2020 Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi, yaitu erupsi dengan pertumbuhan kubah lava kemudian disertai dengan guguran lava dan awan panas guguran,” jelas Kepala BPPTKG Hanik Humaira seperti dilansir laman resmi BNPB.

Baca Juga: RSUD Otto Iskandar Dinata Akhirnya Rampung di Akhir Masa Jabatan Dadang Naser

Baca Juga: Wagub Uu Ruzhanul Ulum Kembali Hampir Tak Jadi Divaksin Karena Tekanan Darahnya Tinggi

Hanik juga melaporkan adanya dampak APG tersebut yakni terjadi hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari di Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam hal ini Hanik mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan jarak 5 kilometer dari puncak pada alur Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Bebeng dan Kali Putih.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x