Ini Alasan Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja Meski Indonesia Panen Raya Bulan Maret-April 2024

19 Maret 2024, 10:45 WIB
Indonesia impor 22.500 ton beras dari Kamboja, ini alasannya meski panen raya akan tiba pada Maret hingga April 2024 /setkab.go.id

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Meski petani di Indonesia akan memasuki masa panen pada bulan Maret hingga April 2024, terdapat alasan yang wajib diketahui terkait keputusan impor 22.500 ton beras yang telah disetujui.

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, langkah impor beras dengan total 22.500 ton dari Kamboja bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok beras jelang perayaan Idul Fitri 1445H.

Meski demikian Bapanas sendiri lebih memprioritaskan produksi beras dalam negeri yang akan mengalami masa panen dalam waktu dekat.

Baca Juga: Masih Betah di Kisaran Rp17 Ribu, Bulog Buka-bukaan Soal Penyebab Harga Beras yang Tetap Mahal di Bulan Puasa

Mengutip dari laman ANTARA, Arief menjelaskan pengadaan beras dari luar negeri dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan stok beras.

“Memang pengadaan dari luar negeri, dari Kamboja 22.500 (ton),” tuturnya.

Sebanyak 22.500 ton beras tersebut diimpor dari Kamboja untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup untuk beberapa keperluan beberapa bulan ke depan, termasuk penyaluran bansos beras 10kg yang masih beralangsung hingga Juni 2024.

Lebih lanjut, Bapanas tengah mempersiapkan panen raya padi yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2024 mendatang.

Langkah ini diambil untuk mendukung ketersediaan stok beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.

Dengan dilakukannya impor beras sebanyak 22.500 ton dari Kamboja, Arief optimis terhadap kondisi harga gabah yang sedang mengalami koreksi menjadi Rp6.700 per kilogram.

Baca Juga: 'Stok Beras Aman Sampai Lebaran' Kata Pj Gubernur Jawa Barat

Menurutnya penurunan harga gabah akan berdampak pada penurunan harga beras, asalkan produksi beras sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Ia pun meyakini bahwa pemerintah akan mampu memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat menjelang perayaan Idul Fitri, termasuk dengan memberikan Bantuan Sosial (Bansos) kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

Seperti diketahui, pemerintah telah memberikan bantuan beras sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta KPM dengan periode penyaluran selama enam bulan.

Melalui langkah ini, pemerintah telah berhasil memenuhi kebutuhan 8 persen dari total penduduk Indonesia.

Baca Juga: Masuk Kalender Panen Raya, Bey Machmudin Pastikan Stok Beras di Jabar Aman Hingga Lebaran

Selanjutnya Arief menegaskan bahwa stok beras di Bulog akan terus dipantau agar tetap berada di angka 1,2 juta ton hingga Juni 2024 mendatang.

Langkah ini dilakukan demi memastikan bahwa ketersediaan beras tetap terjaga dan tidak terjadi kelangkaan di pasar.

Arief menekankan pentingnya menjaga stok beras agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan hingga beberapa bulan ke depan.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler