Miris! Memiliki Sawah Seluas 53.000 Hektare, Daerah Ini Malah Menjual Beras Merah Seharga Rp20 Ribu per Kilo

28 Februari 2024, 09:45 WIB
Sebuah daerah di Pulau Jawa menjual beras merah dengan harga yang cukup mahal /

BRAGA, MAPAY BANDUNG - Sebuah wilayah di Pulau Jawa yang memiliki sawah dengan luas 53.000 hektare, harus menjual beras dengan harga yang cukup tinggi.

Akibat terlambatnya musim panen dan naiknya permintaan, warga harus membeli beras dengan harga yang cukup tinggi. Bahkan untuk beras merah saja, warga harus membelinya di kisaran Rp20 ribu per kilo.

Mengutip dari laman ANTARA, harga beras merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak saat ini telah mencapai Rp20.000 per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp13.000 per kilogram.

Salah satu konsumen mengungkapkan sulitnya mendapatkan beras merah di pasar tersebut karena mayoritas pedagang tidak lagi menjualnya akibat menipisnya pasokan dari petani lokal.

Baca Juga: Harga Beras Semakin Mahal Bukan akibat Penyaluran Bansos, Faktor Cuaca dan Hal Ini Jadi Pemicunya

Meskipun begitu banyak konsumen yang merasa beruntung karena masih menemukan satu pedagang yang menjual beras merah dengan harga Rp20.000 per kilogram, meskipun harganya lebih mahal dari biasanya.

Ujang, pedagang beras di pasar Rangkasbitung juga menyatakan bahwa Ia hanya memiliki pasokan beras merah yang terbatas karena pasokan dari petani lokal semakin menipis.

Pasokan beras merah tersebut biasanya dipasok dari hasil produksi petani lokal yang memiliki kualitas yang baik dan lebih pulen daripada beras putih biasa.

Karena tingginya permintaan pasar terhadap beras merah dan terbatasnya pasokan, harga beras merah melonjak menjadi Rp20.000 per kilogram.

Baca Juga: Chef Renatta Ungkap 7 Sumber Karbohidrat Selain Beras, Cocok untuk Netizen yang ‘Sakau’ dengan Nasi

Selain memiliki manfaat kesehatan yang baik, seperti mengontrol gula darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat, beras merah juga diminati oleh konsumen, terutama penderita diabetes dan masalah jantung.

Namun, Ujang mengakui bahwa mereka saat ini belum bisa memenuhi persediaan beras merah hingga lima ton per pekan karena petani belum memasuki musim panen.

Sementara itu Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak menjelaskan bahwa produksi beras merah saat ini relatif kecil karena kurangnya minat para petani dalam mengembangkan beras merah.

Padahal permintaan akan beras merah cukup tinggi karena manfaatnya bagi kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah meminta petani untuk mengembangkan benih beras merah untuk tanam pada akhir Februari 2024.

Baca Juga: Warga Mengeluh Harga Beras Mahal! Dedi Mulyadi: Kalau Beli Rokok Rp12 Ribu Enggak Mahal

Sementara itu Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang berupaya memperkuat ketersediaan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan pangan pokok strategis bagi masyarakat.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan beras komersial.

Targetnya adalah meningkatkan pasokan beras SPHP ke seluruh Indonesia menjadi 250 ribu ton dalam sebulan.

Baca Juga: Warga Bandung Heboh Beras Langka di Toko Retail, Pj Walikota: Jangan Panik Stok Beras Aman Sampai Lebaran

Selain itu, program Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) juga akan dilaksanakan untuk menjaga agar harga pangan tetap terjangkau selama bulan Ramadhan.

Program ini akan terus dilaksanakan hingga Idul Fitri untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler