Mengerikan! Dokter Ungkap Kanker Pankreas Dominasi Usia di Bawah 30 Gegara Sering Rebahan dan Makan Ini

7 Januari 2024, 09:30 WIB
Penyebab kanker pankreas sering menimpa usia di bawah 30 tahun karena kebiasaan rebahan dan makan makanan tidak sehat /Image by brgfx/Freepik

MAPAY BANDUNG - Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menyoroti dominasi kanker pankreas yang saat ini ditemukan pada kaum muda usia di bawah 30 tahun.

Menurut Prof. Ari, penyebab utama kanker pankreas menimpa kaum muda disebabkan gaya hidup ‘rebahan’ dan sering makan makanan tertentu.

Ia pun berpesan untuk menghindari gaya hidup ‘rebahan’ sebagai langkah awal pencegahan risiko kanker pankreas, terutama bagi kaum muda.

Baca Juga: 4 Cara Alami Atasi Mata Minus Diungkap dr. Zaidul Akbar, Tak Perlu Operasi Lasik

Mengutip dari ANTARA sebuah diskusi daring dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Ari menjelaskan bahwa gaya hidup ‘rebahan’ menjadi tren di kalangan anak muda.

Selain itu, konsumsi makanan tinggi lemak, minum alkohol secara rutin, kebiasaan merokok, dan masalah obesitas menjadi bagian dari gaya hidup ini.

Sayangnya kesadaran akan risiko yang diakibatkan oleh pola hidup ini seringkali kurang disadari hingga meningkatkan potensi terkena kanker pankreas.

Baca Juga: Resmi Jadi Pelatih Persebaya, Ini Target Paul Munster

Meskipun kanker pankreas cenderung muncul pada usia 55 tahun ke atas, perubahan gaya hidup telah membawa peningkatan risiko bagi dewasa muda di usia 30-an untuk terkena penyakit ini.

Prof. Ari menekankan pentingnya pankreas dalam sistem pencernaan tubuh. Kelenjar ini memiliki peran krusial dalam produksi enzim dan hormon insulin.

Gaya hidup ‘rebahan’ akan memaksa organ-organ dalam tubuh bekerja lebih keras, termasuk pankreas. Apabila makanan yang dikonsumsi tidak memberikan nutrisi yang cukup atau justru membebani kinerja pankreas, masalah kesehatan, termasuk risiko kanker, dapat muncul.

Baca Juga: Heboh Artis Saipul Jamil Ditangkap Polisi Diduga Konsumsi Narkoba, Ternyata Hasil Tes Urine Negatif

Ia menyoroti bahwa makanan tinggi lemak, seperti daging merah, dapat membebani kinerja organ tubuh, terutama pankreas yang bertanggung jawab untuk menciptakan enzim.

Peningkatan beban kerja pada pankreas dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan mencerna makanan, peradangan kronis, polip, dan pada akhirnya, risiko kanker pankreas.

Selain mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif, Profesor Ari juga menyarankan pemeriksaan medis rutin bagi mereka yang berusia di atas 35 tahun.

Baca Juga: Petani Milenial Dikabarkan Susul JQR Jadi Program yang Bakal Dihentikan Bey Machmudin Tahun Ini

Pemeriksaan ini mencakup berbagai tes, seperti darah lengkap, fungsi hati, bilirubin total, amilase, dan tes tumor marker seperti Ca19-9. Bagi individu yang sering merasakan nyeri pada ulu hati, pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk mengetahui kemungkinan adanya kanker pankreas.

Seementara itu data dari World Cancer Research Fund International menyebut kanker pankreas menempati peringkat ke-12 sebagai jenis kanker yang umum ditemui di seluruh dunia.

Pada tahun 2020 saja, diperkirakan terdapat sekitar 495.000 kasus kanker pankreas secara global.

Baca Juga: Daop 2 Bandung Pastikan Jalur KA Bandung Raya Sudah Bisa Dilalui Kembali Pasca Kecelakaan KA Turangga

Kanker pankreas dikenal sebagai pembunuh diam-diam karena tingkat kematian yang tinggi setelah diagnosis.

Data dari Surveillance Epidemiology and End Result Program (SEER) di Amerika Serikat pada tahun 2020 menunjukkan bahwa dari 57.600 kasus kanker pankreas yang terdeteksi, sekitar 90 persen atau sekitar 47.050 kasus berakhir dengan kematian.***

Editor: Asep Yusuf Anshori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler