Kemenhub Akan Gunakan GeNose untuk Deteksi Covid-19 Pada Penumpang Bus dan Kereta Mulai 5 Februari

26 Januari 2021, 10:53 WIB
Alat pendeteksi Covid-19 ciptaan UGM bernama GeNose. /Dok UGM.

MAPAY BANDUNG - Alat deteksi covid-19 buatan UGM 'GeNose' sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Rencananya alat pendeteksi covid-19 yang menggunakan embusan nafas ini akan mulai digunakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mendeteksi covid-19 bagi pengguna transportasi bus dan kereta mulai 5 Februari 2021 mendatang.

Adapun penggunaan GeNose ini akan dilakukan untuk mengecek penumpang bus secara acak. Sementara bagi penumpang kereta menjadi sebuah kewajiban.

Baca Juga: Ternyata Longsor di Cimanggung Sumedang Diduga Terjadi Karena Adanya Pelanggaran Teknis Pembangunan Perumahan

“GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiasi oleh tim peneliti dari UGM. Saat ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19. Untuk itu, pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib (mandatory) pada tanggal 5 Februari 2021. Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose mulai 5 ferbuari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu,” ungkap Menhub Budi Karya Sumadi.

Budi mengatakan, sudah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia, jika nanti saatnya dilakukan pengecekan secara acak (random) dan seseorang dinyatakan positif maka yang bersangkutan tidak dibolehkan untuk berangkat.

Baca Juga: Berhasil Tekan Penyebaran Covid-19, Pemkot Cimahi Resmi Perpanjang PPKM

Menhub mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak.

“Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut Budi mengungkapkan alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui Rapid Antigen atau PCR Test.

Baca Juga: Ke Purwakarta, Keluarga Baim Wong Tak Hanya Makan Sate Maranggi, Tapi Juga Tinjau Pembangunan Rumah Hafidz

“Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung 100 ribu, kalau mesti antigen 100 ribu lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma 40-50 ribu. Tapi dengan GeNose ini harganya hanya 20 ribu (sekali cek). Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh jawa dan sumatera,” tutur Budi.

Sementara itu Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan bahwa Terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang.

“Merujuk SE Satgas Penanganan Covid-19, kita masih sepakat untuk masyarakat yang berpergian dengan bus itu sifatnya hanya random sampling. Untuk di Jakarta yang pertama kali dilaksanakan adalah di terminal Pulogebang, dan secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke daerah-daerah,” kata Budi Setiyadi.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler