Terungkap! Asal Usul Susunan Lafal dalam Niat Puasa Ramadhan yang Jarang Diketahui

- 10 Maret 2023, 20:15 WIB
Niat puasa Nisfu Sya'ban 2023 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Twibbon Ramadhan 1444 H/  Thridman/ pexels
Niat puasa Nisfu Sya'ban 2023 dalam Bahasa Arab dan Artinya, Lengkap Twibbon Ramadhan 1444 H/ Thridman/ pexels /

 

MAPAY BANDUNG – Ramadhan adalah bulan penuh hikmah dan berkah di setiap harinya bagi semua umat muslim.

Karena di bulan Ramadhan sendiri umat muslim akan melaksanakan puasa selama sebulan penuh selain itu biasanya di bulan Ramadhan juga akan banyak berdoa dan berdzikir untuk melengkapi semua kewajiban.

Dilansir MapayBandung.com dari nu.id Kamis 9 Maret 2023. Sebelum melakukan puasa di Bulan Ramadhan biasanya akan ada do’a yang harus dihafal, salah satunya adalah niat puasa Ramadhan.

Dikutip dari nu.id yang menjelaskan mengenai asal usul yang terdapat dari niat puasa di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Resep Kolak Pisang Ubi yang Lezat, Cocok Untuk Takjil dan Ide Jualan Menu Buka Puasa

Berbicara tentang niatnya sendiri ternyata para Ulama bersepakat bahwa niat itu terletak di dalam hati dan tidak wajib dilafalkan. Namun melafalkannya dianjurkan atau disunnahkan seperti apa yang dikatakan oleh Imam Syafi'i dan dinukil oleh Imam Nawawi dalam al-Majmu’:

ومحل النية القلب ولا يشترط نطق اللسان بلا خلاف، ولا يكفي عن نية القلب ولكن يستحب التلفظ مع القلب

“Semua sepakat bahwa tempat niat itu adalah hati dan tidak disyaratkan pengucapannya secara lisan. Tak cukup niat hati, namun disunnahkan untuk melafalkan (dengan lidah) bersamaan dengan niat di hati.”

Imam Nawawi, al-Majmu, Riyadh, Dârul ‘Âlamil Kutub, juz 6, halaman 248 mengatakan bahwa di dalam kitab I'anatut Thalibin pada bab Puasa juga ternyata dijelaskan bahwa niat itu memang sudah seharusnya dilakukan didalam hati, sedangkan mengucapkannya adalah sebuah sunnah dalam artian memang sudah dianjurkan:

النيات با لقلب ولا يشترط التلفظ بها بل يندب...

Artinya : “Niat itu dengan hati, dan tidak disyaratkan mengucapkannya, karena mengucapkan niat itu disunnahkan/dianjurkan.”

Baca Juga: Resep Dessert Drink Jar Mango Sago, Segernya Cocok untuk Takjil Buka Puasa dan Ide Jualan

Dari Sayid Bakri, I'anatut Thalibin, Surabaya, Hidayah di halaman 221, yang mengatakan bahwa kadang di masyarakat itu masih terjadi perbedaan pendapat antara yang sudah membiasakan diri talaffudz atau melafalkan niat dan ada juga yang menghindari praktik tersebut.

Perbedaan pendapat dan pemahaman adalah hal yang lumrah dan sudah sering terjadi sejak lama.

Bagi yang terbiasa melafalkan niat, jangan sampai menjadikan lafal niat itu seakan-akan bagian dari rukun, padahal tidak ada ulama yang mewajibkannya. Jangan menilai bahwa tidak sah ibadahnya jika tidak melafalkan niat.

Pada intinya niat yang wajib dilakukan saat pelafalan niat itu disyaratkan di dalam hati, tetapi bagi yang memakruhkan pun harus bersikap proporsional. Sebab, bagaimanapun melafalkan niat tidak mengurangi sedikitpun nilai yang ada di dalam hati.

Baca Juga: Resep Es Bongko Pandan Segar dan Gurih Cocok untuk Menu Jualan Takjil Selama Bulan Puasa

Talaffuzh niat juga bermanfaat setidaknya bagi yang terkadang suka ragu apakah sudah berniat atau belum dan merasa sudah tenang jika niat dalam yang di dalam hati tetapi juga dibarengi dengan melafalkannya secara lisan.

Itulah kenapa kita sering dengar pelafalan niat puasa, misalnya setiap sesudah tarawih.

Menjelaskan tentang asal usul lafal sendiri Mazhab Syafi'i mengatakan bahwa niat tidak hanya menyengaja atau melakukan sesuatu (qashdul fi'li), tetapi juga harus disertai kejelasan dalam jenis ibadah secara spesifik atau yang disebut ta”yîn.

Lalu disetiap ketegasan status kefardhuannya (fardliyyah) yang menyatakan bahwa ibadah itu memang fardhu. Praktik niat puasa sendiri dilakukan pada malam hari hingga terbit fajar, dan disunnahkan untuk melafalkannya.

Lalu setelah itu disusunlah sebuah lafal niat yang kemudian sering kita dengar sampai sekarang di masjid-masjid atau madrasah-madrasah di Indonesia yang mayoritas penduduknya bermazhab Syafi'i.

Baca Juga: Resep Siomay Dimsum Praktis Ala Chef Rudy Choirudin Cocok Buat Ide Jualan Takjil Ramadhan 2023

Imam An-Nawawi juga menjelaskan bahwa:

صِفَةُ النِّيَّةِ الْكَامِلَةِ الْمُجْزِئَةِ بِلَا خِلَافٍ أَنْ يَقْصِدَ بِقَلْبِهِ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya : “Bentuk niat yang sempurna adalah dengan sengaja hati bermaksud berpuasa esok hari untuk menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala”.

Menurut Imam Nawawi, al-Majmu’, Riyadh, Dârul ‘Âlamil Kutub, juz 6, halaman 253 lalu hadirlah redaksi lafaz niat puasa yang sering diucapkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لله تَعَالىَ

Artinya : “Aku sengaja berpuasa esok hari untuk menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala”.

Tradisi melafalkan niat puasa Ramadhan itu sendiri tidak lepas dari pedoman niat dalam pandangan mazhab Imam Syafi'i.

Baca Juga: Resep Es Bongko Pandan Segar dan Gurih Cocok untuk Menu Jualan Takjil Selama Bulan Puasa

Membahas tentang kenapa niat dilaksanakan secara bersama-sama setelah shalat tarawih karena para ulama Nusantara mengharuskan kita untuk berhati-hati agar tidak lupa melaksanakan salah satu rukun puasa tersebut.

Karena manusia sendiri adalah tempatnya lupa, sementara keabsahan puasa Ramadhan sendiri pertama-tama dinilai dari niatnya.

Dari situ kita tahu bahwa walaupun tidak diucapkan setelah shalat tarawih yang penting dan harus di lakukan adalah sejak malam dan sebelum subuh hati kita sudah berniat untuk berpuasa.

Dan hal itu sudah dipastikan bahwa niat yang diucapkan adalah sah secara hukum dan agama.*** (Welly Mellyanty/Job Training)

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x