Cukup Bayar Fidyah, 5 Golongan Ini Boleh Tidak Puasa Ramadhan Kata Ustadz Abdul Somad

- 31 Maret 2022, 19:00 WIB
Ternyata, ada golongan orang yang tidak boleh puasa setelah malam nisfu sya'ban
Ternyata, ada golongan orang yang tidak boleh puasa setelah malam nisfu sya'ban /YouTube Ustadz Abdul Somad Official/

MAPAY BANDUNG – Ustadz Abdul Somad (UAS) menyebut bayar fidyah dilakukan untuk muslim yang tak sanggup menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Ustadz Abdul Somad menyebut fidyah adalah bentuk tebusan berupa denda yang wajib diberikan karena meninggalkan kewajiban.

Tak hanya ibadah puasa Ramadhan, bayar fidyah dilakukan untuk kewajiban ibadah lain yang tak dapat dilakukan.

Merujuk keterangan Ustadz Abdul Somad, bayar fidyah puasa Ramadhan masuk kategori dengan nilai satu mud.

Baca Juga: Catat! Inilah 3 Waktu Mustajab di Bulan Ramadhan, Allah Turun ke Bumi Kabulkan Setiap Doa dan Menghapus Dosa

Sebagian ulama menyebut satu mud untuk bayar fidyah puasa Ramadhan setara dengan 0,6 kilogram yang wajib dibayar untuk satu hari puasa yang ditinggalkan.

Lantas siapa saja golongan yang boleh tidak boleh puasa Ramadhan dan cukup membayar fidyah?

Dilansir MapayBandung.com dari kanal YouTube yimh Xi yang diunggah pada Minggu 22 Maret 2020, Ustadz Abdul Somad mengungkap 5 golongan yang wajib membayar fidyah puasa Ramadhan.

Baca Juga: Wanita Alami Gangguan Hormon Saat Puasa? Tenang, Atasi dengan Resep ala dr. Zaidul Akbar Ini

1. Muslim dan muslimat yang tua renta

Kakek atau nenek tua renta yang tak sanggup lagi menjalankan puasa, tidak terkena kewajiban puasa Ramadhan.

Kewajiban puasa bulan Ramadhan dapat diganti dengan membayar fidyah satu mud atau makanan dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan.

Batasan tidak sanggup puasa Ramadhan yaitu jika dipaksakan, akan menimbulkan kesulitan dan sakit.

Baca Juga: Ustadz Ini Sebut Dajjal Akan Muncul Tahun 2022, Tanda-tanda yang Disebutkan Rasul Sudah Terjadi

2. Muslim dan muslimat yang tengah sakit parah

“Siapa yang tak sanggup puasa karena sakit keras, sampai mati enggak bisa, atau kena maag akut dan diabetes akut, bagi yang tak sanggup maka wajib bayar fidyah satu hari untuk fakir miskin,” kata Ustadz Abdul Somad.

Orang yang tengah sakit parah dan tidak ada harapan sembuh maka tidak terkena tuntutan kewajiban puasa Ramadhan.

Sebagai gantinya, muslim dan muslimat yang tengah sakit parah wajib bayar fidyah puasa Ramadhan.

Sama halnya seperti orang tua yang telah renta, batasan tidak mampu berpuasa bagi orang sakit parah adalah mengalami kepayahan jika memaksakan berpuasa.

Tetapi beberapa orang sakit dengan kemungkinan harapan sembuh yang tinggi tidak terkena kewajiban membayar fidyah dan harus mengganti puasanya di hari lain.

Baca Juga: Ini Arti Mimpi Disentuh Hantu Menurut Primbon Jawa, Segera Pahami Masalahnya

3. Muslim yang tengah hamil atau menyusui

“Wanita yang tengah hamil dan menyusui masuk dalam tiga mazhab ulama,” tutur Ustadz Abdul Somad.

“Menurut Imam Hanafi wajib qadha saja, sedangkan mazhab Abdullah bin Abbas bayar fidyah saja, sedangkan mazhab Syafi’i harus di cek dahulu penyebab tak puasa,” sambungnya.

Muslim yang tengah hamil serta wanita menyusui diperkenankan untuk meninggalkan puasa Ramadhan karena khawatir akan keselamatan anak dan janin yang dikandung.

Selanjutnya di kemudian hari, ibu hamil wajib mengganti puasa yang ditinggalkan dengan membayar fidyah puasa bulan Ramadhan.

Baca Juga: Ini Arti Mimpi Disentuh Hantu Menurut Primbon Jawa, Segera Pahami Masalahnya

4. Muslim atau muslimat yang telah meninggal

“Siapa yang mati dan punya hutang puasa maka ahli warisnya wajib mengganti puasanya,” ucap Ustadz Abdul Somad.

Dalam ilmu fiqih Syafi’i, muslim yang telah meninggal dan menyisakan utang puasa terbagi jadi dua pendapat.

Pertama, orang yang tidak wajib bayar fidyah puasa Ramadhan yaitu orang yang meninggalkan puasa karena uzur dan tak memiliki kesempatan untuk mengganti puasa di lain hari,

Kedua, orang yang wajib bayar fidyah puasa Ramadhan yaitu orang yang meninggalkan puasa tanpa uzur atau karena uzur namun ia dapat menemukan waktu yang memungkinkan untuk mengganti puasa.

Pendapat Imam Syafi’I mengungkap, wajib bagi ahli waris mengeluarkan fidyah untuk keluarga yang telah meninggal sebesar satu mud makanan pokok untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.

Baca Juga: Bolehkah Membayar Fidyah Puasa Ramadhan dengan Uang? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

5. Muslim dan muslimat yang tak sempat mengganti puasa Ramadhan

Bagi orang yang menunda-nunda mengganti puasa Ramadhan padahal ia sanggup untuk mengganti sampai tiba Ramadhan selanjutnya maka orang tersebut berdosa dan wajib membayar fidyah.

Fidyah puasa Ramadhan yang harus dibayar sejumlah satu mud makanan pokok untuk jumlah hari puasa yang ditinggalkan.

Selain dosa, bayar fidyah ini diwajibkan sebagai ganjaran atas keterlambatan hingga tak sempat mengganti puasa Ramadhan.

Menurut pendapat al-Ashah, fidyah Ramadhan kategori ini menjadi berlipat ganda dengan berlalunya putaran tahun.

Semisal muslim punya tanggungan qadha puasa sehari di tahun 2020, ia tak kunjung mengganti puasa sampai masuk Ramadhan tahun 2021 maka dengan berlalunya dua tahun maka kewajiban fidyah berlipat ganda menjadi dua mud.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah