Begini Pandangan Hukum Islam Soal Beli Baju Lebaran

- 4 Mei 2021, 20:06 WIB
Suasana Pasar Tanah Abang jelang lebaran 2021
Suasana Pasar Tanah Abang jelang lebaran 2021 /Pikiran Rakyat/ Amir Faisol/


MAPAY BANDUNG - Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran kerap diidentikan dengan membeli baju baru. Bahkan tak jarang satu keluarga membeli baju yang seragam.

Pasar dan toko-toko pun dikerubungi oleh masyarakat menjelang Idul Fitri. Sayangnya di tengah pandemi Covid-19 ini tradisi beli baju Lebaran justru menimbulkan kerumunan, seperti yang terjadi di Pasar Tanah Abang belum lama ini.

Lantas seperti apa pandangan Islam terkait membeli baju baru untuk Hari Raya Lebaran? Berikut informasinya seperti yang dikutip dari laman resmi nu.or.id:

Baca Juga: 7 Inspirasi Outfit Hijab untuk Hari Raya Lebaran 2021

Lazimnya memang wajar membeli pakaian baru setahun sekali mengingat pakaian yang sudah ada sudah tidak lagi muat karena tubuh anak-anak kecil terus tumbuh besar. Kemungkinan lainnya, kebetulan pakaian yang sudah ada sudah terlalu pudar warnanya atau rusak kerahnya lalu mengambil kesempatan Idul Fitri untuk menggantinya dengan yang baru. Tetapi adakah keharusan dalam agama untuk mengenakan pakaian baru dan dresscode lebaran?


والتطيب والتزين بما مر في الجمعة إلا أن هنا يسن له أن يلبس أحسن ثيابه ولو غير بياض وعند التساوي البياض أولى، وفارق الجمعة بأن المراد هنا إظهار النعم وهو بالأعلى أولى وفي الجمعة إظهار الكمال وهو البياض أعلى وإلا أنه يسن الغسل والتزين والتطيب للقاعد أي لمن لم يرد الخروج لصلاة العيد والخارج لها

Artinya, “Seseorang dianjurkan mengenakan wewangian dan berhias sebagaimana keterangan telah lalu pada bab Jumat. Tetapi di sini seseorang dianjurkan mengenakan pakaian terbaiknya meskipun bukan warna putih. Tetapi ketika pakaian putih dan bukan berwarna putih sama baiknya, maka mengenakan pakaian putih lebih utama di hari Id. Hari Id berbeda dengan hari Jumat. Maksud hari Id adalah menampakkan nikmat Allah. Karenanya mengenakan pakaian terbaik itu lebih utama. Sedangkan tujuan hari Jumat adalah menampakkan kesempurnaan karena itu mengenakan pakaian putih itu yang terbaik. Tetapi orang yang duduk (tidak keluar rumah untuk sembahyang Id) dan orang yang keluar menuju sembahyang Id juga dianjurkan untuk mandi, berhias, dan mengenakan wewangian,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 353).

Baca Juga: Ini Dia 5 Makanan Khas yang Bikin Lebaran Kamu Komplit

Dari penjelasan ini, kita menyimpulkan bahwa agama sendiri hanya menganjurkan umatnya untuk mengenakan pakaian terbaiknya di hari raya Idul Fitri, bukan pakaian baru, apalagi seragam sekeluarga (dresscode). Pakaian terbaik juga tidak selalu mesti berwarna putih. Anjuran mengenakan pakaian putih berlaku di hari Jumat. Lain soal kalau pakaian putih adalah pakaian terbaiknya dari semua pakaian yang dimilikinya ketika hari raya.

Perihal keinginan masyarakat untuk mengenakan pakaian baru atau dresscode di hari raya, hal itu boleh-boleh saja sejauh tidak memberatkan yang bersangkutan. Kalau pun tidak membeli pakaian baru, kita tidak perlu berkecil hati. Kita dapat memakai pakaian terbaik kita yang ada di almari karena agama Islam sendiri tidak mengharuskan umatnya untuk mengenakan pakaian baru apalagi dresscode di hari raya.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x