Memaknai Sejarah Historis Idul Adha: Pengorbanan Nabi Ibrahim yang Mengajarkan Ketakwaan

30 Mei 2023, 15:00 WIB
ilustrasi Sejarah Idul Adha, Kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Keikhlasan Menjalankan Perintah Allah /Michelle McEwen

 

MAPAY BANDUNG - Hari raya Idul Adha adalah salah satu hari raya yang sangat penting bagi umat muslim. Pada hari raya ini, untuk orang yang mampu dapat menunaikan haji ke tanah suci.

Selain itu, bagi umat muslim yang mampu juga dapat memotong kurban yang nantinya dagingnya akan diberikan kepada saudara-saudara yang masuk ke dalam golongan yanag berhak menerima daging kurban.

 

Adapun dilihat dari sejarah historisnya, Idul Adha bermula ketika Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi yang berisi perintah Allah SWT untuk menyemblih sang putra, Nabi Ismail AS. Pada pagi hari ia memberitahukan sang putra perihal mimpinya.

Baca Juga: Vitamin Ini Bermanfaat untuk Kesehatan Otak, Jantung, dan Cegah Penuaan, Simak Penjelasan Dr. Sung

Nabi Ismail yang kala itu masih remaja tanpa ragu meyakinkan sang ayah untuk mengikuti perintah dari Allah SWT. Dibawalah sang anak ke atas bukit untuk di sembelih, namun atas izin Allah SWT. Nabi Ismail AS digantikan oleh seekor domba.

 

Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dalam kisahnya memiliki makna yang sangat besar bagi umat manusia. Peristiwa ini menjadikan Nabi Ibrahim sebagai seorang Nabi dan Rasul yang agung, dan memberikan pesan simbolis yang dapat kita ambil pelajaran darinya.

Dilansir MapayBandung.com dari Kemenag Jabar Selasa 30 Mei 2023, berikut ini pelajaran dari peristiwa Idul Adha:

Baca Juga: Tips Menurunkan Kolesterol, Siap-siap Sambut Hari Raya Idul Adha

1. Ketakwaan

Ketakwaan adalah ketaatan seseorang kepada Allah dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam agama Islam, kehidupan dunia dan akhirat saling terkait. Untuk mencapai kehidupan yang baik di akhirat, kita perlu menjalani kehidupan di dunia ini dengan memperbanyak kebajikan dan memohon ridho Allah.

2. Hubungan antar manusia

Ibadah dalam Islam selalu melibatkan dua aspek yang saling terkait, yaitu hubungan dengan Allah (hablumminnalah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas).

Memperkuat ketakwaan tentunya memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. namun ibadah berkurban juga mengajarkan kita untuk peduli kepada sesama.

 

Dengan menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan, kita menunjukkan kepedulian seorang Muslim terhadap sesamanya.

Baca Juga: Resep Kari Kambing Khas Idul Adha, Cocok untuk Sajian Keluarga

3. Peningkatan Kualitas Diri

Hikmah ketiga dari ibadah berkurban ini adalah memperkuat empati, kesadaran diri, dan pengendalian diri yang merupakan dasar dari akhlak terpuji seorang Muslim. Akhlak yang baik merupakan "buah" dari pohon Islam yang berakar pada akidah dan daunnya adalah syariah.

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memberikan pesan yang sangat berharga. Pesan tersebut meliputiketakwaan kepada Allah, hubungan yang baik antar manusia, dan peningkatan kualitas diri dalam menjalani kehidupan.

Kisah ini menjadi inspirasi bagi umat Islam dalam menjalankan perintah agama dengan penuh kesadaran, peduli terhadap sesama, dan mengembangkan akhlak terpuji.***


Ikuti berita MapayBandung.com lainnya di Google News.

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler