Cemburu dalam Islam Apakah Penggugur Dosa? Begini Jawaban Ustadz Hanan Attaki

21 September 2021, 13:13 WIB
Tangkap layar saat Ustadz Hanan Attaki menjelaskan mengenai amalan istimewa di masa pandemi dan PPKM. /Youtube/Hanan Attaki

MAPAY BANDUNG - Cemburu pada dasarnya memang sudah menjadi tabiat wanita. Rasa cemburu juga sering disebut sebagai bumbu cinta.

Namun rasa cemburu bisa menjadi masalah besar dan berkelanjutan jika tidak disikapi dengan bijak oleh kedua belah pihak.

Biasanya rasa cemburu hadir dari prasangka yang kurang baik atau salah paham.

Ustadz Hanan Attaki menegaskan ujian dari Allah SWT dapat menggugurkan dosa, tapi tidak dengan cemburu karena itu merupakan penyakit hati bukan sebuah ujian.

"Penyakit hati itu harus diobati jiwa dan hati dia dengan amal-amal sholeh, dengan mengingat Allah dan berdzikir hatinya jadi tenang," tegas Ustadz Hanan dalam Youtubenya, dilansir MapayBandung.com pada Selasa 21 September 2021.

Baca Juga: Penuhi Panggilan KPK, Ini Status Anies Baswedan di Kasus Dugaan Korupsi Lahan Munjul

Baca Juga: Merinding! 20 Anak Pramuka Alami Kesurupan Massal Saat Camping di Gunung Salak, Begini Kisahnya

Selain mengingat Allah dan berdizkir untuk menghilangkan rasa cemburu, maka laksanakanlah shalat dengan baik.

Karena sesungguhnya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar seperti halnya penyakit hati (cemburu).

"Cemburu bukan ujian sebagai ujian penggugur dosa, dia punya masalah penyakit hati yang harus diberesin dan diobatin," ucapnya.

Cemburu yang baik adalah mengenai cemburu perilaku seperti seorang wanita cemburu kepada perilaku istri Nabi yang baik.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Kasih Tahu Minuman Penghilang Mual, Pusing, dan Lemas, Apakah itu?

Baca Juga: Gegara Live Bugil di Medsos, RR Si 'Kuda Poni' Terancam Penjara 12 Tahun

Namun jika cemburu ke mantan atau pacar jelas bukan sebagai penggugur dosa, melainkan penyakit hati.

"Tergantung masalahnya kalau suaminya layak dicemburui karena tidak amanah maka termasuk ujian yang harus diselesaikan," tambahnya.

Jadi tergantung bagaimana memandangnya, jika suaminya terbukti sholeh namun istrinya cenderung overthinking yang tidak sesuai fakta, maka disebut penyakit hati dan menambah dosa karena sifatnya bukan ujian.

"Nggak gitu-gitu amat juga sih, kecuali suaminya ga menjaga," tutupnya.*** (Nia Nurahmania/JOB Training)

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler