Sejarah Tahun Baru Islam dan Awal Mula Penanggalan Hijriah

6 Agustus 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi Masjid. /Pexels/SHAHBAZ AKRAM

MAPAY BANDUNG - Tak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan tahun baru Islam 1443 Hijriah.

Tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharram dalam kalender Hijriah, dan tahun ini tepat pada Selasa 10 Agustus 2021.

Hal ini menjadi penting kerena akan ada sejumlah amalan dan doa khusus yang sebaiknya dilakukan umat Islam pada perubahan tahun tersebut.

Walaupun begitu, rasanya masih banyak umat Islam yang belum mengetahui dengan jelas bagaimana sejarah pasti tahun baru Islam dan bagaimana sejarah penanggalan dari tahun Hijriah itu sendiri.

Baca Juga: Bolehkah Kita Menulis 'Wkwk' Saat Chating Tanpa Tertawa Beneran? Simak Jawabannya Biar Nggak Penasaran

Untuk itu langsung saja simak sejarahnya berikut ini.

Dalam sejarahnya, digunakan sistem penanggalan dan perhitungan tahun Hijriah bermula di masa kepemimpinan Umar bin Khattab, salah satu sahabat dari Nabi Muhammad SAW.

Saat itu, tepatnya 6 tahun berlalu setelah wafatnya Nabi SAW, riwayat menyebutkan bahwa Khalifah Umar mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya sebelumnya dikirim tanpa angka dan tahun.

Untuk itu Khalifah Umar pun mengumpulkan sahabat Nabi Muhammad SAW yang lainnya untuk bermusyawarah memecahkan masalah ini sekaligus mencari tanggal dan tahun dalam kalender Islam.

Baca Juga: Soal Sasaran Vaksin yang Makin Luas, Puan Maharani: Pasokannya Harus Lancar

Sebelumnya bangsa Arab sendiri sudah mengenal nama-nama 12 bulan dari Muharram sampai dengan Dzulhijjah.

Namun dulu mereka mengenali tahun dengan nama dari peristiwa besar dan penting yang terjadi di tahun tersebut.

Misalnya, tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan “Tahun Gajah” sebab pada tahun yang sama ada peristiwa penyerangan Kabah oleh pasukan Gajah.

Kembali pada musyawarah sahabat Nabi SAW, disini tentunya mereka akan menentukan kapan awal dari kalender hijriah tersebut.

Beberapa usulan pun dikeluarkan pada saat musyawarah tersebut, ada yang mengusulkan untuk penanggalan Islam dihitung dari peristiwa penyerangan Abrahah terhadap Kabah alias Tahun Gajah tadi.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bandung Sabtu 7 Agustus 2021, Simak Juga Persyaratannya

Selanjutnya ada yang mengusulkan bahwa penanggalan Islam ini sebaiknya dihitung dari turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW.

Kemudian ada juga yang mengusulkan untuk penanggalan kalender hijriah ini dihitung dari wafatnya Nabi SAW.

Ini diusulkan sebab tahun yang sama dengan wafatnya Rasulullah juga turun wahyu terakhir yang menegaskan bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna.

Dari semua usulan tersebut kemudian para sahabat menyepakati bahwa awal penanggalan dan tahun dari kalender Islam adalah dimulai saat peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah yakni bertepatan dengan tahun 622 Masehi.

Sehingga tahun pertama dalam Islam atau kalender Hijriah adalah dimulai ketika Nabi SAW berhijrah, dan sekitar hampir 1443 tahun hijirah yang lalu.

Di Indonesia sendiri, tahun baru Islam atau 1 Muharram 1443 H akan bertetapan dengan tanggal 10 Agustus 2021.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Beberkan Tanda Jantung Bermasalah, Simak Nih Penjelasannya

Namun menurut laman resmi Kemenag menjelaskan bahwa hari libur tahun baru hijriah ini akan digeser menjadi 11 Agustus 2021.

Selain itu, Indonesia juga memiliki sejarah sendiri terhadap tahun baru Islam ini.

Pasalnya dulu masyarakat khusunya Jawa mulai merayakan tahun baru hijriah juga bertepatan dengan tahun baru Jawa.

Ketika abad ke-16 Sultan Agung menetapkan 1 Muharram sebagai 1 Suro dan memadukan tradisi Jawa dan Islam. Ini merupakan salah satu upayanya dalam memperluas ajaran Islam di Nusantara kala itu.

Masih banyak lagi sejarah khususnya di daerah Indonesia terkait tahun baru Islam ini, salah satunya di Yogyakarta, pengurus keraton memiliki tradisi melantunkan tembang yang berisi doa dan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Bikin Ngakak !!! Wanita Ini Ingin Masuk Tentara Biar Mantannya Menyesal

Sedangkan tradisi yang hingga saat ini sering dilakukan oleh banyak umat Islam di Indonesia adalah adanya kegiatan pawai obor sambil melantunkan shalawat dan doa.

Pawai obor ini sering dimaknai dengan berpindahnya dari kegelapan ke hidup yang terang, sesuai dengan hijrah yang dilakukan Nabi dulu.*** (David Wardana/JOB Training)

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler