Siapa Penemu TERASI? Bumbu Masakan Khas CIREBON Ini Ternyata Ditemukan Oleh Putra Keturunan Prabu Siliwangi

- 17 Januari 2023, 13:56 WIB
Sambal terasi
Sambal terasi /YouTube CR COOK



MAPAY BANDUNG - Siapa yang tak tahu terasi, bumbu masakan khas Cirebon, Jawa Barat ini sangat populer di Indonesia.

Namun tahukah kamu siapa penemu terasi? tampaknya belum banyak yang mengetahui sosok penting dibalik asal-usul penemuan terasi.

Dikutip MapayBandung.com dari situs sejarah Cirebon, Selasa 17 Januari 2023, terdapat sebuah kisah menarik dibalik penemuan terasi.

Bahkan kabarnya, terasi ditemukan oleh salah seorang putra keturunan Prabu Siliwangi dari Padjajaran.

Lantas siapakah pria tersebut? simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Cocok untuk Makan Siang! Resep Ayam Asam Manis Nanas yang Lezat, Siap Manjakan Lidah

Dahulu kala, seorang raja dari Kerajaan Galuh (Kerajaan Sunda Timur) sangat menyukai olahan bumbu udang rebon yang ditumbuk hingga halus.

Raja yang dimaksud adalah Pangeran Walangsungsang, atau Pangeran Cakrabuana, putra mahkota Prabu Siliwangi.

Saking sukanya dengan olahan bumbu udang rebon, Walangsungsang sampai meminta para pelayan untuk menggunaka terasi, dalam setiap masakan.

Pernah suatu hari, seorang pelayan lupa menambahkan terasi pada masakan yang akan dihidangkan pada Walangsungsang.

Sang Pangeran pun marah besar, hanya karena bumbu makanannya tidak ditambahi bumbu favorit.

Dalam sebuah kuno Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, diceritakan jika Kerajaan Galuh marah besar terhadap Cirebon karena berhenti mengirim upeti (Garam dan Terasi)

Baca Juga: Dishub Kota Bandung Siapkan Petugas dan Rambu untuk Dukung Rekayasa Lalin di Masjid Al Jabbar

Saat itu, garam dan terasi merupakan bagian penting dari bumbu masakan di tatar Pasundan.

Terasi biasanya digunakan sebagai bumbu olahan makanan pokok seperti nasi, dan lauk pauknya.

Hal ini sangat wajar, mengingat saat itu belum ditemukan penyedap rasa semisa micin/vetsin.

Maka ketika Cirebon menghentikan pengiriman upeti berupa garam dan terasi kepada Kerajaan Galuh, hal ini tentu menimbulkan konflik baru.

Dalam kultur budaya kala itu, berhenti mengirim upeti menandakan sebuah pembangkangan.

Kerajaan Galuh menilai jika Cirebon memang sengaja melakukan terlawanan dan tidak taat terhadap perintah pusat.

Melalui cerita dalam Naskah Mertasinga, dikisahkah bahwa Kerajaan Galuh langsung menyerang Cirebon, tak lama setelah Cirebon menghentikan pengiriman upeti.

Meski telah diserang, Cirebon tetap tak mau mengirimkan upeti berisi garam dan terasi.

Baca Juga: Wow! 4 Katuranggan Perkutut Ini Dipercaya Bisa Datangkan Rezeki, Simak Daftarnya

Imbasnya tak hanya soal perbedaan rasa masakan pada makanan yang dipersembahkan untuk para Raja Galuh.

Namun juga berimbas pada kondisi ekonomi kerajaan sunda kala itu.

Sebab, perdagangan dan kuliner merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar saat itu.

Mungkin saja jika dibandingkan, posisi terasi kala itu sebanding dengan rempah-rempah pada zaman Belanda.

Sesuatu yang sangat berharga, dan sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Nggak Usah Beli! Ini Resep Pisang Goreng Sandwich yang Enak, Manis, dan Krispi

ARTI TERASI

Secara bahasa, terasi berasal dari kata asih yang diberi imbuhan ter. Kata asih bermakna cinta, suka dan kasih sayang.

Ketika diberi imbuhan ter, maka kata sayang bermakna tersayang, terkasih, dan tercinta.

MENU MAKANAN TERASI

Beberapa makanan yang diolah menggunakan terasi, mulai dari sambal, karedok, ayam taliwang, nasi goreng, hingga rujak.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x