Gubernur Jabar Ridwan Kamil Beberkan Alasan Kenapa Mudik Dilarang tapi Tempat Wisata Dibuka

- 29 April 2021, 17:23 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bicara soal vaksinasi Covid-19
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bicara soal vaksinasi Covid-19 /HUMAS JABAR
MAPAY BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkap alasan kenapa pemerintah melarang mudik namun membuka tempat wisata.
 
Melalui akun instagramnya @ridwankamil, ia berujar pergerakan orang atau mobilitas cukup berpotensi menyebarkan virus corona (Covid-19).
 
Sehingga perlu ada diskresi dari pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19 salah satunya dengan melarang mudik tahun ini.
 
Pasalnya, ruang privat dalam hal ini rumah warga diakuinya cukup sulit untuk mendeteksi penerapan protokol kesehatannya.
 
 
Berbanding terbalik dengan ruang publik yang mencakup tempat wisata. Di tempat wisata, lanjut Ridwan Kamil, lebih mudah untuk melakukan penindakan terhadap pelanggaran protokol kesehatan.
 
Sehingga tindak lanjut sekaligus pencegahannya bisa dilakukan secara terukur dan lebih kentara.
 
"RUANG PUBLIK lebih mudah diatur, dibatasi, diawasi, dirazia, dan disanksi. Namun jutaan Ruang Privat/Rumah tidak mudah untuk diditeksi pelanggaran prokesnya," katanya, Kamis 29 April 2021.
 
Ia pun mencontohkan, adanya kasus baru Covid-19 di Pati, Jawa Tengah yang berasal dari kegiatan mudik dini. Sedikitnya 39 orang di Pati terkonfirmasi positif corona.
 
"TERPAPAR PEMUDIK SUDAH NYATA, Nekat mudik. Makan-makan. Tertular. Kira-kira itu pola yang dikhawatirkan kenapa kita sebaiknya menahan diri untuk tidak mudik dulu tahun ini," tuturnya.

 
Ia menyebut, orang tua cenderung yang rentan comorbid atau memiliki penyakit bawaan dan belum sempat divaksin menjadi elemen yang paling rawan terpapar Covid-19 dari carrier dalam hal ini para pemudik yang rindu kampung halaman.
 
"Orang tua sepuh yang rentan comorbid dan belum sempat divaksin adalah mereka yang paling rawan terpapar oleh para pemudik yang rindu," tambahnya.

"Jika mengejar kemuliaan/kebahagiaan (mudik), bentrok bersamaan dengan kebahayaan (keterpaparan), maka mengejar kemuliaan bisa ditunda dulu. Itu fikihnya. Juga rasionalitas harus di atas emosionalitas," kata dia.

"Pandemi belum usai. Mari mudik dengan hati dan video call aja dulu tahun ini," tutupnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x