Dia menyebutkan, pihaknya juga telah menyiapkan ICU (Intensive Care Unit) untuk pasien Covid-19 yang sedang dalam kondisi darurat.
“Dan kita menyiapkan ICU untuk 20 (pasien), 10 persennya adalah yang bener-bener dalam kondisi yang sangat gawat kita menggunakan peralatan-peralatan yang sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan,” tutur Rudy.
Penambahan fasilitas ini, kata dia, menghabiskan dana kurang lebih 6 miliar rupiah termasuk pembelian obat yang harganya sekitar 7,5 juta rupiah.
“Ini dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) menggunakan e-catalogue UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) nilainya 6 miliar rupiah, 6 miliar itu pembelian sesuatu yang terdiri banyak lah termasuk obat yang (harganya) 7,5 (juta rupiah)” kata Rudy.
Tak hanya RSUD dr Slamet, lanjut Rudy, ada juga rumah sakit lain yang digunakan sebagai rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 yang memiliki gejala.
“Dari yang 200 itu kan dari rumah sakit dr slamet, kita masih ada 4 rumah sakit lagi, Intan Husada kemudian Annisa Queen, Nurhayati dan satu lagi adalah Guntur jadi kita ada lima. Kalau misalnya Medina dan Rusun itu namanya rumah sakit darurat itu bagi mereka isolasi yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah,” lanjutnya.***