Corona Kembali ke Wuhan, Pemerintah Putuskan Lockdown, Panic Buying pun Tak Terhindarkan

- 5 Agustus 2021, 09:00 WIB
Tidak hanya tes 12 juta penduduk kota Wuhan, salah satu kota di China juga melakukan lockdown karena masuknya varian Delta
Tidak hanya tes 12 juta penduduk kota Wuhan, salah satu kota di China juga melakukan lockdown karena masuknya varian Delta /REUTERS/Aly Song

MAPAY BANDUNG - Setelah beberapa bulan terbebas dari virus Corona dan kehidupan kembali normal, kini warga Kota Wuhan, China dihadapkan kembali dengan Corona.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini virus yang menjadi musuh bersama itu adalah Corona varian Delta.

Peningkatan kasus Corona varian baru ini terjadi sejak sebulan lalu di kota ini. Akibatnya, pemerintah pun melakukan kebijakan lockdown.

Melansir National Puclic Radio, saat ini penerbangan dan kereta api yang masuk dan keluar dari Wuhan telah dihentikan.

Baca Juga: LIB Pede Liga 1 Dimulai 20 Agustus 2021, Akhmad Hadian Lukita Sebut Setiap Hari Bakal Ada Pertandingan

Hasilnya panic buying terjadi dan dilakukan oleh warga di Wuhan yang khawatir saat mereka mengikuti kebijakan lockdown tersebut.

Pihak berwenang juga telah memerintahkan pengujian masal kepada kota berpenduduk 11 juta jiwa itu.

Sebelumnya tren varian Delta ini juga telah menyebar dengan cepat di seluruh Amerika Serikat (AS) hingga menyebabkan kembalinya mandat untuk memakai masker dan urgensi baru seputar dorongan untuk vaksinasi.

Akibat varian delta yang penularannya lebih cepat, kasus selama dua minggu terakhir telah naik hampir 150% di AS.

Sementara di China sendiri telah mengkonfirmasi 328 kasus baru yang ditularkan secara lokal sejak wabah baru yang dimulai bulan lalu itu.

Infeksi yang baru ini telah muncul di lebih dari 35 kota di setengah provinsi dan wilayah negara Tirai Bambu.

Baca Juga: Ada Orang Tua yang Benci Anaknya yang Baru Berusia 8 Bulan, Shandy Aulia Beri Pesan Mengharukan

Meskipun secara resmi, wabah terbaru tampak relatif kecil, adanya ketakutan kenaikan kasus seperti yang terjadi AS terjadi juga di China, membuat otoritas kesehatan bereaksi secara agresif dalam upaya untuk mencegah virus mendapatkan tempatnya kembali di negara itu.

Sejak Wuhan pertama kali menjadi pusat pandemi pada 2019 dan awal 2020 silam, China telah bergerak untuk meredam wabah kapan pun dan di mana pun terjadi, dengan cepat menerapkan lockdown dan mass testing (testing masal).

Oleh karena itu pada konferensi pers Selasa, 3 Agustus 2021, seorang pejabat kota Wuhan, Li Tao, menggambarkan mass testing sebagai tindakan pencegahan mereka.

"Sekuensing genom virus menemukan semua strain sebagai varian Delta yang sangat menular dan kota-kota yang dilanda banyak kasus baru-baru ini telah segera mengambil tindakan untuk mengekang penyebaran virus corona," katanya dikutip MapayBandung.com dari NPR.

Baca Juga: Kebijakan Sertifikat Vaksin Sebagai Syarat Administrasi Transportasi, dr. Tirta Minta Kebijakan itu Dievaluasi

Lebih jelasnya lagi Kota Timur Yangzhou di provinsi Jiangsu memiliki jumlah infeksi baru harian tertinggi di China, dengan 40 kasus baru yang dikonfirmasi di sana dan di kota tetangganya, Nanjing pada Senin, 2 Agustus 2021 yang lalu.

Dengan lebih dari selusin kasus lokal yang dikonfirmasi secara resmi, penduduk dan turis di Zhangjiajie Provinsi Hunan diperintahkan untuk tidak meninggalkan kota dan bekerja sama dengan langkah-langkah pengendalian epidemi karena infeksi juga menyebar di sana.

Dilaporkan pemerintah juga mengatakan bahwa pegawai negeri dan guru sekolah di Zhangjiajie diperintahkan untuk bergabung dengan tim pengendalian epidemi lokal ini.

Terakhir pihak berwenang mengatakan mereka telah memberikan lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin buatan China itu sendiri.*** (David Wardana/JOB)

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: NPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah