RS Indonesia Ungkap Warga Korban Luka di Gaza Harus Dirawat di Lorong Rumah Sakit Karena Overload

5 November 2023, 19:15 WIB
Sejumlah Palestina melakukan pencarian dan penyelamatan korban di kamp pengungsi Jabalia yang hancur akibat serangan Israel di Jalur Gaza (31/10/2023). /ANTARA FOTO/REUTERS/Anas al-Shareef/tom

MAPAY BANDUNG - RS Indonesia melalui relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Fikri Rofiul Haq mengatakan, jumlah korban luka yang dirawat di rumah sakit akibat serangan Israel di Gaza sangat banyak.

Akibatnya, kata Fikri, para korban luka tersebut harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit.

Saat ini ada lebih dari 2.000 orang yang mengungsi di RS Indonesia, setidaknya 1.300 lebih korban jiwa.

Baca Juga: Ketakutan Warga Mesir yang Terjebak dalam Perang di Gaza: Kami Lihat Kematian dengan Mata Sendiri

60-80 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, telah dibawa ke RS itu dan lebih dari 4.000 korban luka-luka saat ini dirawat di sana.

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara di tengah meningkatnya serangan Israel.

Banyak korban jiwa dan korban luka-luka yang dilarikan ke RS Indonesia, sebab rumah sakit ini satu-satunya yang mempunyai fasilitas cukup memadai di Gaza utara.

Baca Juga: Situasi Terkini di Gaza, Perang Semakin Dekati Pusat Populasi Utama Jalur Gaza di Utara

"RS Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, sehingga banyak korban luka-luka maupun meninggal dilarikan ke sini," kata Fikri, dikutip MapayBandung.com dari ANTARA, Minggu 5 November 2023.

Namun, RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini sedang mengalami krisis energi akibat tidak adanya aliran listrik dan kini hanya mengandalkan dua generator untuk menjalankan kegiatannya.

Sayangnya, satu dari dua generator tersebut rusak, sedangkan satu generator yang masih berfungsi terkendala pasokan bahan bakar yang terbatas.

Baca Juga: Israel Bom RS di Gaza, Presiden Jokowi: Indonesia Tidak Tinggal Diam

 

Terbatasnya bahan bakar ini disebabkan oleh blokade Israel, yang membuat pasokannya tidak dapat masuk ke Jalur Gaza.

"RS Indonesia sebenarnya mempunyai panel surya, tetapi itu hanya bisa menyala siang hari," katanya.

"Kekuatan listriknya tidak bisa menghidupkan semua (peralatan rumah sakit), sehingga satu generator itu selalu menyala 24 jam," ucap Fikri.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan konflik Palestina-Israel telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, termasuk 9.227 warga Palestina.***

 

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler