HOAKS! Tes PCR Tidak Mampu Deteksi COVID-19 Varian Omicron

6 Desember 2021, 11:37 WIB
Akibat Dari Varian Baru Omicron, Pemerintah Korea Selatan akan Fokus untuk Melakukan Tindakan Anti-Virus /Ilustrasi Pixabay

 

MAPAY BANDUNG – Di beberapa unggahan akun Facebook, beredar kabar yang menyebut virus SARS-CoV-2 varian Omicron tidak terdeteksi tes COVID-19 PCR.

Kabar yang diunggah pada 28 November itu mengklaim virus penyebab infeksi sistem pernapasan itu mempunyai taktik dan kamuflase.

Berita yang tersebar menyebut terdapat gejala-gejala seperti kelelahan, sakit sendi, tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk, kehilangan nafsu makan, serta pneumonia COVID-19.

Berikut ini narasi lengkap unggahan berbahasa Inggris yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia seperti dilansir MapayBandung.com dari ANTARA pada Senin 6 Desember 2021.

"Tentu saja, angka kematian lebih tinggi, (varian) itu butuh sedikit waktu untuk menjadi ekstrem. Kadang kala tidak ada gejala. Swab pernapasan seringkali menghasilkan negatif COVID19! Ada banyak lagi tes COVID-19 nasal faringeal palsu," ucapnya.

Baca Juga: Botak dengan Pola M, Rambut Tipis dan Rontok, Dapat Dicegah dengan Cara Ini Kata dr. Zaidul Akbar

Hoaks! Tes PCR Tidak Mampu Deteksi COVID-19 Varian Omicron Tangkapan layar

Baca Juga: Bukan Telur atau Susu, Makanan Ini Penting untuk Otak dan Jantung Saat Sarapan Kata dr. Zaidul Akbar

Apakah benar, berita yang beredar tentang varian Omicron COVID-19 tidak terdeteksi pada alat test PCR?

Simak penjelasannya berikut ini.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama, mengatakan varian baru COVID-19 Omicron (B.1.1.529) masih bisa dideteksi menggunakan alat reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR).

Tjandra mengatakan mutasi spike protein di posisi 69-70 pada Omicron, menyebabkan terjadinya fenomena "S gene target failure (SGTF)” di mana gen S tidak akan terdeteksi dengan PCR, hal ini disebut juga drop out gen S.

Gen S yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan PCR dapat dijadikan indikasi awal kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron.

Tapi temuan itu perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan 'Whole Genome Sequencing (WGS)' untuk memastikannya.

"Kalau kemampuan WGS terbatas, maka ditemukannya SGTF dapat menjadi semacam bantuan untuk menyaring mana yang prioritas dilakukan WGS, selain kalau ada kasus berat, atau ada klaster, atau ada kasus yang tidak wajar perburukan kliniknya, dan lainnya," katanya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan Cancer dan Leo 6-11 Desember 2021: Hati-hati dengan Karir Anda

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan jika pada suatu daerah ditemukan peningkatan sampel laboratorium yang menunjukkan SGTF, dapat menjadi suatu indikasi sudah beredarnya varian Omicron di daerah tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan tes PCR masih bisa dilanjutkan untuk mendeteksi infeksi varian Omicron, sebagaimana dilakukan untuk varian lain.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler